Sorong, TP – Guna melaksanakan penanganan HIV/AIDS secara maksimal, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sorong terus mengkampanyekan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, KPA bekerjasama dengan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit HIV, bagaimana penularannya serta bagaimana pencegahannya. Sebab HIV bukanlah penyakit yang penularannya mudah sepeeti beberapa jenis penyakit pada umumnya.
“Hal ini kita lakukan untuk mencegah stigma dan diskriminasi terhadap pasien HIV/AIDS. HIV memang kategori penyakit menular, namun penularannya tidak mudah seperti penyakit TB. Tetapi kita perlu sama-sama memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat Sehingga mereka memahami bahwa HIV tidak mudah menular sehingga mereka bisa tetap memberikan dukungan secara mental kepada para pengidap HIV. Dengan tidak memberikan stigma dan diskriminasi kepada mereka,” terang Sekretaris KPA Kota Sorong, Jenny Isir saat dikonfirmasi Tabura Pos, Selasa (2/2/2025).
Jenny mengatakan, prinsip penularan HIV sudah sangat jelas, bahwa virus ini hanya ditularkan melalui empat cara. Yakni melalui hubungan seks, jarum suntik, tranfusi darah maupun penularan dari ibu positif HIV terhadap bayi.
“Jadi kalau hanya sekedar makan minum menggunakan perlengkapan yang sama, pengunaan toilet bersama, bersalaman bahkan berpelukan tidak akan akan menjadi penyebab penularan HIV. Jadi jangan terlalu mudah memberikan stigma negatif terhadap pengidap HIV,” tuturnya.
Menurut Jenny, sepatutnya masyarakat yang sehat bisa tetap memberikan dukungan moril kepada pengidap HIV. Sehingga mereka bisa lebih semangat lagi dalam meneruskan hidupnya.
“Mereka tetap berhak diperlakukan dengan baik. Apalagi bagi pengidap HIV yang rutin konsumsi obat, maka mereka juga akan tetap bosa menjalani kehidupannya seperti masyarakat sehat pada umumnya,” ungkapnya.
Untuk tetap mengupayakan hak hidup sehat bagi pengidap HIV, Dinas Kesehatan dan KPA Kota Sorong juga telah menyediakan layanan kesehatan melalui kerjasama dengan RS Sele Be Solu dan RSAL dr. Oetojo serta 10 Puskesmas yang tersebar di Kota Sorong. Adapun layanan yang diberikan yakni berupa pengobatan ARV bagi masyarakat yang sudah terdeteksi positif HIV.
“Selain perlindungan dengan menyediakan layanan kesehatan bagi pasien HIV, KPA Kota Sorong juga menyediakan alat kontrasepsi (kondom) gratis bagi suami/isteri yang salah satunya positif HIV. Sehingga untuk menjaga pasangan yang masih sehat, kami memyiapkan kondom gratis bagi pasangan tersebut,” sambungnya.
Saat ini KPA Kota Sorong juga memiliki rencana untuk menghadirkan outlet penyediaan kondom di beberapa titik penyebaran (hotspot) HIV. Misalnya di lokalisasi dam beberapa tempat hiburan malam. Sementara, untuk saat ini kondom gratis sudah tersedia di Puskesmas.
Ditambahkan Jenny, bahwa di setiap layanan kesehatan telah dibentuk tim khusus untuk menangani pasien HIV. Adapun pada setiap tim terdiri dari dokter, analis konselor, analis pemeriksaan, apoteker dan bagian data yang mencatat kunjungan tiap pasien HIV dan pengobatan yang dilakukan.
Pihaknya juga tegas mengatakan, bahwa setiap pasien yang mendatangi layanan kesehatan dijamin mendapatkan perlindungan akan privasinya, tak terkecuali pasien HIV.
“Para Nakes tentu sudah paham dengan prinsip pelayanan yang diberikan. Bahwa setiap pasien memiliki privasi yang haris dijaga kerahasiannya. Jadi apapun penyakitnya, Nakes tidak diperbolehkan untuk menyampaikannya kepada orang lain. Apalagi terhadap pasien HIV, oribadi ini pasti sangat dijaga, bahkan pasangan sah dari pasien HIV (suami/isteri) pun tidak akan diberitahu kecuali atas persetujuan ODHIV yang bersangkutan,” pungkasnya. (CR24)