Manokwari, TP – Kepala SMP Negeri (SMPN) 1 Manokwari, Yusup mengaku, penggunaan handphone di kalangan pelajar sudah tidak bisa terindahkan lagi.
Padahal, pihak sekolah sudah mengambil kebijakan untuk melarang siswa untuk membawa handphone ke sekolah. Diutarakan Yusup, penggunaan handphone untuk pelajar perlu dibatasi untuk mencegah anak mengakses media sosial secara berlebihan, terutama ketika di sekolah.
Ia menambahkan, meski mempunyai dampak positif, tetapi penggunaan media sosial sekarang lebih banyak membawa dampak negatif, karena disalahgunakan dan konten-konten yang disajikan membawa pengaruh negatif.
Menurutnya, akibat penggunaan media sosial yang berlebihan, tentu bisa mengganggu fokus dan konsentrasi belajar, karena waktu yang seharusnya dipakai belajar, justru terbuang karena membuka media sosial tanpa tujuan yang jelas.
“Kalau kita hanya mengandalkan orang tua atau guru, itu mungkin sulit, karena anak-anak ini hampir semua sudah punya handphone,” kata Yusup kepada Tabura Pos di SMPN 1 Manokwari, Kamis (6/3).
Dikatakan Yusup, upaya yang mungkin dilakukan untuk membatasi penggunaan media sosial untuk para pelajar melalui peran pemerintah, dalam hal ini Kominfo atau pihak terkait lain.
Pemerintah, kata dia, bisa menghentikan akses penggunaan media sosial bagi pelajar ketika jam sekolah atau men-take down konten-konten negatif. “Kalau tidak ada peran pemerintah, jelas sulit membatasi, karena orang tua dan guru tidak bisa mengontrol 24 jam,” katanya.
Dirinya mengungkapkan, di SMPN 1 Manokwari, pihak sekolah sudah mengambil kebijakan melarang siswa membawa handphone ke sekolah.
Menurutnya, penggunaan handphone di sekolah hanya di waktu tertentu, misalnya saat ujian atau memang atas permintaan pihak sekolah untuk tujuan memudahkan pembelajaran. Namun, kata dia, kebijakan ini tidak semua mendapat dukungan orang tua dengan alasan kepentingan komunikasi dengan anak, terutama saat jam pulang sekolah.
“Jadi sekali lagi, harus ada peran pemerintah membatasi akses media sosial bagi anak,” tandas Yusup. [AND-R1]