Manokwari,ANTARA – PT Pos Indonesia Cabang Manokwari, Papua Barat, mencatat sebanyak 4.525 kilogram beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) laku terjual saat operasi pasar pangan murah di wilayah itu.
Executive Manager Pos Manokwari Dominius Harmoko Pandiangan di Manokwari, Rabu, mengatakan operasi pasar pangan murah untuk stabilisasi harga di bulan Ramadhan baru berjalan sekitar seminggu, dimulai sejak 4 Maret 2025.
Ada enam lokasi pelaksanaan pasar pangan murah yaitu yang diselenggarakan Pos Indonesia yaitu, Kantor Pos Cabang Manokwari, Kantor Cabang Pembantu (KCP) Sanggeng, KCP Prafi, KCP Warmare, KCP Oransbari, dan KCP Ransiki.
“Berdasarkan data kami, 905 karung beras SPHP kemasan 5 kg atau 4.525 kilogram laku dijual di enam titik,” katanya.
Ia mengatakan, beras SPHP tersebut dijual dengan harga Rp12.600 atau Rp63.000 per kemasan 5kg.
Harga jual tersebut berada di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang mencapai Rp67.500 per kemasan 5 kg.
Penjualan terbanyak terjadi di KCP Prafi dan KCP Warmare, membuktikan bahwa warga di distrik yang jauh dari perkotaan Manokwari membutuhkan beras SPHP.
Ia menjelaskan, belum semua KCP di bawah Kantor Pos Manokwari yang dapat melaksanakan operasi pangan pasar murah.
Dari 10 KCP, empat KCP belum dapat melaksanakan operasi pangan pasar murah tersebut yaitu KCP di Kabupaten Teluk Wondama, dua KCP di Kabupaten Teluk Bintuni dan KCP di Kabupaten Pegunungan Arfak.
“Yang menjadi kendala adalah transportasi dan pengangkutan. Kita masih menunggu perhitungan pembiayaan dari pusat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan perintah Kementerian Pertanian, Kantor Pos dijadikan gerai penjualan untuk Operasi Pasar Pangan Murah BUMN pada 4-28 Maret 2025.
Dari lima komoditas pangan yang seharusnya dijual yaitu beras, daging kerbau beku, gula konsumsi, bawang putih, dan Minyakita, hanya beras yang tersedia di Papua Barat.
“Komoditas pangan tersebut harus dipasok oleh BUMN yang ditunjuk pemerintah tidak bisa dari distribusi lokal. Sedangkan di sini hanya ada Bulog yang menyediakan beras SPHP,” ujarnya.
Dalam melakukan penjualan, PT Pos selalu gencar melakukan promosi dan didukung dengan sistem digital yang dinamai aplikasi AgriPos.
Melalui aplikasi tersebut, setiap warga yang membeli direkam KTP nya dan langsung dilaporkan pada Kementan.
“Setiap harinya kan warga dibatasi hanya boleh membeli dua karung beras SPHP, jadi dengan AgriPos maka pembelian dapat lebih terawasi,” katanya. [Oleh Ali Nur Ichsan/Editor: Evarianus Supar]