Manokwari, TP – Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan tampak kesal ketika mengetahui ada oknum aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat yang mencatut namanya meminta dukungan dana.
Dikatakan Mandacan, ada oknum ASN yang menyampaikan bahwa Dominggus Mandacan dan Mohamad Lakotani meminta bantuan dana untuk kampaye, keberangkatan tim sukses dan tim relawan.
“Saya tahu ada oknum-oknum ASN di Provinsi ini, entah sebagai staf dan pejabat yang menyampaikan pasangan DoaMu atau Dominggus Mandacan, Mohamad Lakotani meminta dukungan dana. Ada itu, yang kumpul-kumpul di Provinsi ini,” kata Mandacan dalam arahan apel pagi di Kantor Gubernur Papua Barat, Senin (24/3/2025).
Ia mengungkapkan, ketika dirinya bersama Wakil Gubernur berada di Jakarta, ada oknum ASN yang muncul dan mengumpulkan dana. Namun, Mandacan menegaskan, dirinya tidak pernah memerintahkan ASN untuk mengumpulkan dana.
Untuk itu, ia mengatakan, jika ada ASN yang merasa dirugikan, dipersilkan untuk melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian.
“Nanti polisi panggil kita semua ke sana untuk kita memberikan keterangan. Saya yang perintahkan atau mereka yang inisiatif sendiri? Duit itu dikasih ke saya atau dikasih ke siapa? Saya tidak tahu dan tidak pernah menerima duit dari oknum-oknum di Provinsi yang mengatasnamakan saya untuk mengumpulkan duit,” ujar Mandacan.
Ia mengunglapkan, jika ada seribu pegawai lebih di Provinsi ini, dimana 1 ASN saja sebesar Rp. 1 juta, maka nilainya mencapai miliaran Rupiah.
“Bahkan saya sudah berakat ke Jakarta ketika mau dilantik, beredar di WhatsApp grup pejabat provinsi yang menyampaikan saya perintahkan kumpul uang. Saya tidak suruh dan saya sudah klarifikasi melalui salah satu pejabat di Provinsi dalam WhatsApp grup pejabat provinsi bahwa saya tidak suruh dan tidak pernah meminta duit untuk membiayai saya mengikuti pelantikan,” papar Gubernur.
Dirinya menegaskan sekali lagi, jika ada pegawai yang merasa dirugikan, dirinya mempersilakan untuk melaporkannya ke pihak kepolisian.
“Sejak saya bekerja dan menjabat sebagai Bupati Manokwari dua periode, dua tahun di Pegaf, dan satu periode di Provinsi, berkaitan dengan jabatan, saya tidak pernah perintahkan kumpul-kumpul duit. Tanya saja yang saya lantik masih hidup dan berdiri di sebelah kanan, bisa tanya mereka,” katanya.
Dirinya menambahkan, di Pemprov ini, ketika ada yang ulang tahun diminta untuk untuk kumpul-kumpul dan ketika ada yang membagikan bantuan sosial juga diminta untuk kumpul-kumpul.
Menurut Mandacan, ada uang kantor atau uang pemerintah, maka gunakanlah uang pemerintah untuk membantu masyarakat, bukan harus dibebankan ke oknum-oknum pejabat. “Kasihan mereka, tabungan yang sudah disimpan sejak menjadi ASN, akhirnya dikeluarkan lagi,” sesal Gubernur.
Ditegaskan Mandacan, Manokwari ini kota kecil, bukan seperti di Amerika yang kotanya luas. Sebab, lanjut dia, dengan perkembangan informasi dan teknologi bisa diketahui informasi secara cepat.
“Tembok juga ada mata dan telinga. Saya bicara hal ini supaya tidak tejadi lagi ke depan,” tukasnya. [FSM-R1]