Manokwari, TP – Lima strategi disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), dalam mengendalikan inflasi daerah dalam rangka hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idul Fitri 2025.
Bupati Manokwari, Hermus Indou mengungkapkan, inflasi merupakan indikator penting dalam perekonomian daerah. Tingginya laju inflasi dapat berdampak langsung pada daya beli masyarakat, stabilitas harga kebutuhan pokok, dan kesejahteraan sosial.
Sebaliknya, kata Bupati, inflasi yang terkendali akan menciptakan iklim ekonomi yang sehat, mendorong investasi, serta memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
“Di Manokwari tantangan pengendalian inflasi cukup kompleks, mengingat faktor geografis, keterbatasan infrastruktur distribusi, serta ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah. Oleh karena itu, kita harus memiliki strategi yang terarah, berbasis data, dan berorientasi pada solusi konkret,” jelas Bupati dalam High Meting Level (HML) bersama TPID di Sasana Karya, Kantor Bupati, Selasa (25/3/2025).
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemkab Manokwari bersama TPID telah merumuskan beberapa strategi utama dalam pengendalian inflasi daerah, yaitu: pertama memperkuat ketersediaan dan distribusi pangan melalui mendorong peningkatan produksi pangan lokal, khususnya komoditas strategis seperti beras, sayur-mayur, cabai, dan protein hewani, memperkuat infrastruktur logistik dan distribusi, termasuk kerja sama dengan daerah penghasil untuk menjamin kelancaran pasokan, dan optimalisasi fungsi pasar induk dan pasar tradisional dalam menjaga keseimbangan harga.
Kedua, meningkatkan stabilisasi harga efektivitas operasi pasar dan melaksanakan operasi pasar secara rutin, terutama saat menjelang hari besar keagamaan dan musim paceklik, meningkatkan peran bulog dalam menjaga stok cadangan pangan strategis, serta menggalakkan gerakan pangan murah untuk membantu masyarakat mengakses kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Ketiga, memperkuat kolaborasi dengan dunia usaha dan perbankan, mendorong umkm dan koperasi sebagai penyedia alternatif dalam rantai distribusi pangan, memanfaatkan skema pembiayaan dari perbankan dan lembaga keuangan untuk mendukung sektor pertanian dan perdagangan, serta meningkatkan keterlibatan sektor swasta dalam program stabilisasi harga dan penguatan rantaι pasok.
Keempat, meningkatkatkan digitalisasi penggunaan teknologi dan mengembangkan sistem pemantauan harga berbasis digital untuk memastikan transparansi informasi pasar. Mendorong adopsi teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas petani lokal, serta mengembangkan platform e-commerce untuk mempermudah akses distribusi hasil pertanian dan pangan.
Strategi terakhir yaitu, meningkatkan peran dan kesadaran masyarakat, menggalakkan gerakan konsumsi pangan lokal sebagai upaya mengurangi terhadap produk luar daerah, meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang pola konsumsi yang bijak dan diversifikasi pangan, serta mendorong peran aktif kelompok tani dan nelayan dalam mendukung ketahanan pangan daerah.
“Pengendalian inflasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan kerja bersama yang membutuhkan sinergi seluruh pihak, baik pemerintah, dunia usaha, perbankan, akademisi, maupun masyarakat. Dengan koordinasi,” pungkasnya.
HML bersama TPID Manokwari ini, turut diikuti Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat, BPS Papua Barat, Pertamina, dan sejumlah pengusaha serta distributor. [SDR-R4]