Manokwari, TP – Batalyon Territorial Pembangunan adalah program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto yang dilaksanakan TNI-AD dalam rangka mendukung pembangunan daerah dan meningkatkan ketahanan wilayah.
Menurut Aster Kodam XVIII Kasuari, Kolonel Inf. Jimmy R. Tugu, program Batalyon Territorial Pembangunan menjadi atensi luar biasa dari Kasad, terutama di daerah Papua.
Diungkapkan Tugu, secara umum di seluruh Indonesia, akan dibangun 100 Batalyon Territorial Pembangunan yang difokuskan pada pembangunan dan ketahanan.
Ia menerangkan, sekarang beberapa Batalyon Territorial Pembangunan sudah diwujudkan, salah satunya Batalyon Territorial Pembangunan di wilayah Papua Barat yang ditempatkan di daerah Momiwaren, Kabupaten Manokwari Selatan.
Dijelaskan Aster, Batalyon Territorial Pembangunan ini difokuskan pada ketahanan pangan dan pembangunan infrastruktur. Lanjut dia, beberapa tugasnya, yakni mengoptimalkan lahan pertanian secara terpadu untuk menciptakan kesediaan bahan pangan dan pasca-panen di wilayah.
Selanjutnya, mengembangbiakan dan memberdayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil optimal di wilayah.
“Mengembangkan infrastruktur sesuai rencana rincian wilayah pertahanan (RRWP) darat dan persediaan sumber daya energi alternative dan mengembangkan dan pengelolaan sumber daya air, bin dan dal irigasi serta drainase di wilayah,” kata Tugu dalam Raker Bupati dan Konsultasi Publik RPJMD 2025-2029 se-Provinsi Papua Barat 2025 di Auditorium PKK, Arfai, Manokwari, Selasa (22/4).
Lalu, membina, membimbing, dan mengendalikan upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, menanamkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam keikutsertaan pemanfaatan pertahanan nasional.
Kemudian, mengelola dan menyampaikan informasi terkait ketahanan pangan, konstruksi dan kesehatan, baik untuk pihak interen maupun eksteren serta menyiapkan dan mengaktifkan kantong logistik wilayah pertahanan.
Dikatakannya, ada juga tugas menyiapkan perkebunan atau konstruksi dalam rangka ketahanan wilayah, menyiapkan dukungan pelayanan dan pembinaan kesehatan pada masa perang secara terbatas serta menyiapkan sumber daya manusia untuk mendukung perlawanan wilayah.
Menurutnya, untuk menyukseskan program itu membutuhkan dukungan dan bekerja sama dengan semua unsur terkait, secara khusus dengan pemerintah.
“Kita memiliki lahan luar biasa ada beberapa yang sudah tertimbun. Mari kita kerja sama,” kata Aster.
Ia mengungkapkan, Kabupaten Manokwari dan Manokwari Selatan tidak ada masalah, tetapi kabupaten lain yang harus dipercepat. “Kita harapkan setiap kabupaten bisa swasembada pangan sendiri,” katanya. [AND-R1]