Manokwari, TP – Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) Papua Sehat, Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Papua Barat, dr. Feliks Duwit mejelaskan, sebagai lembaga yang memiliki peran mengawal kebijakan implementasi Otonomi Khusus (Otsus) di tanah Papua secara khusus di Papua Barat.
Tentunya, kata Duwit, mempunyai indiktor untuk mengukur pencapaian misi dari Papua Sehat diantaranya, peningkatan usia harapan hidup bagi orang asli Papua (OAP), eliminasi malaria, penurunan angka stunting dan penyakit menular serta penyakit tidak menular.
Dikatakan Duwit, strategi BP3OKP untuk mewujudkan misi Papua Sehat adalah penguatan kelembagaan sebagai ‘ujung tombak’ atau eksekutor dari kebijakan yang dibuat ini ada di Puskesmas, Pustu, Polindes dan Posyandu.
“Inilah yang harus kita perkuat, kita-kita hanya bicara kebijakan, baik BP3OKP, Dinas Kehatan provinsi maupun kabupaten. Tapi, siapa yang pelaku atau eksekutor dari kebijakan yang kita dibuat,” jelas Duwit kepada wartawan di Aston Niu Hotel Manokwari, Kamis (24/4/2025).
Menurutnya, lembaga-lembaga yang berperan sebagai ujung tombak dari kebijakan yang dibuat harusnya diperkuat lembaganya, baik Puskesmas, Pustu, Polindes maupun Posyandu. Sehingga, lanjut dia, penyakit malaria, penyakit TBC, penyakit kusta, Hiv/Aids, filariasis dan penyakit lainnya dapat diturunkan guna mencapai misi dari Papua Sehat.
“Kita harus lakukan upaya proakti, penemuan atau temuan dini kita harus temukan secara dini agar kita obati. Jangan dibiarkan, orang sakit dan sudah dekat dengan kematian barulah kita sibut mengobati, jadi strategisnya perlu ada pengobatan dini,” terangnya.
Disinggung terkait ideal infrastruktur kesehatan ditingkat bawah, Duwit mengklaim, pihaknya telah melakukan tinjauan lapangan dibeberapa kabupaten se Papua Barat.Memang, lanjut dia, fungsi dari pelayanan tingkat bawah belum berjalan maksimal. Karena, belum ada secara fisik pembangunan itu.
Tetapi juga, ada infrastruktur kesehatan tetapi Sumber Daya Manusia (SDM)nya belum siap atau lengkap. “Itulah yang kami sarannya, kalau infrastrukturnya belum ada kita bangun dan yang sudah ada difungsikan dengan melengakpi sumber daya yang dibutuhkan. Hari ini banyak yang dibangun secara fisik tapi belum difungsikan termasuk pemerataan pendistribusian para tenaga kesehatan,” tandas Duwit. [FSM]