Manokwari, TP – Dewan Komisaris PT Ebier Suth Cokran, Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) audiens bersama Kelompok Kerja (Pokja) Papua Produktif, Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Perwakilan Papua Barat di Manokwari, Senin (28/4/2025), malam.
Kelompok Kerja (Pokja) Papua Produktif, BP3OKP Perwakilan Papua Barat, Drs. Lalu Suprapta dan Viktor Toansiba mengatakan, ini merupakan pertemuan awal untuk saling mengenal pihak Koperasi dan PT Ebier Suth Cokran dan yang sudah dilakukan.
Sehingga, kata dia, dari pertemuan ini dapat dilihat apa saja yang perlu didorong oleh Pokja Papua Produktif, BP3OKP Papua Barat guna pengembangan Koperasi dan PT Ebier Suth Cokran kedepan dalam pemberdayaan masyarakat asli Papua di Manokwari Selatan.
“Kuncinya adalah satu, ini adalah misi pemerintah pusat dalam hal pembangunan daerah Otsus dan ini berkaitan erat dengan misi Pokja Papua Produktif. Bagaimana caranya kita mendorong agar di setiap Kabupaten se Papua Barat memiliki produk unggulan sesuai potensi wilayah,” singkat Suprapta kepada wartawan usai audiens.
Sementara Itu, Viktor Toansiba mengatakan, pengembangan koperasi dan PT Ebier Suth Cokran telah masuk dalam Rencana Pembangunan Nasional di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sejak tahun 2024.
Menurut Toansiba, sudah ada respon positif dari Bappenas guna mengalokasikan anggaran untuk pengembangan PT. Ebier Suth Cokran kedepannya.
Oleh karenanya, di tahun ini pihaknya akan berkoordinasi kembali dengan kementerian lembaga terkait dalam rangka menindaklanjuti perencanaan kedepan.
“Tidak hanya di Mansel, tetapi juga di kabupaten lain di Papua Barat akan didorong program-program unggulan. Tentunya, kami akan tetap mendukung dan mendorong pengembangannya kedepan guna kesejahteraan masyarakat asli Papua di kabupaten se Papua Barat,” singkat Toansiba.
Dalam audiens itu, Direksi PT Ebier Suth Cokran, Anna Van Paddengburg memaparkan manajemen dan struktur baru dari PT Ebier Suth Cokran yang di dalamnya terbentuk sebuah koperasi yang dikelola oleh 40 eks karyawan PT Cokran yang berniat mengembalikan kejayaan PT Cokran.
Dijelaskan Anna, koperasi yang dibentuk sebagai wadah, agar masyarakat melalui anggota memperoleh suara dan mendapatkan dukungan anggaran dana mandiri dari pemda sedangkan, PT (Perusahaan) sebagai usaha yang memasarkan produk, baik di dalam maupun luar negeri.
“Visi kami adalah membuka lapangan kerja, agar masyarakat berdaya dan Sejahtera serta alam terjaga dan ekonomi jangka panjang,” kata Anna saat memaparkan pengembangan PT Ebier Suth Cokran dihadapan Pokja Papua Produktif.
Sementara misinya, lanjut dia, mendukung pemerintah dan masyarakat membangun ekonomi hijau demi kesejahtaraan masyarakat dan generasi mendatang dengan pengelolaan prinsip ekonomi hijau secara konsisten dalam pembangunan yang berkelanjutan.
Tetapi juga, memiliki tanggung jawab untuk menjaga alam sambil membangun ekonomi demi kelangsungan hidup jangka panjang.
Dijelaskan Anna, lahan yang kini dikelola PT Ebier Suth Cokran seluas 4.093 hektar merupakan lahan milik pemerintah daerah (Pemda) Manokwari Selatan sejak tahun 2020-2021.
Dari luas lahan 4.093 hektar ini, kata Anna, pihaknya telah mengelola seluas 2.000 hektar dengan presentasi 1.200 hektar diperuntukan untuk penanaman tanaman coklat dan 800 hektar lagi diperuntukan untuk konservasi.
Pada saat itu, Anna menjelaskan skema usulan dana investasi hijau cokran dapat diajukan oleh kelompok usaha guna pengembangan unit-unit usaha yang ada di Mansel.
“Sampai saat ini Pemkab Mansel yang memberikan hibah untuk mendukung operasional senilai Rp. 10,55 miliar sejak tahun 2022-2024, tetapi juga bantuan dari luar negeri dalam bentuk peralatan,” ujarnya.
Lebih lanjut, rinci Anna, sejak tahun 2022-2024 progress yang dikerjakan diantaranya, rehabilitasi dalam 200 hektar menuju 850 pohon coklat per hektar dengan target 550 kg pertahun.
Lalu, Perkebunan coklat dikelola dengan sistem agroforestri dinamik, 60 ribu pohon coklat kecil sudah di lapangan, sertifikasi standar internasional dan lainnya.
“Kami juga perlebar fasilitas persemaian dan kualitas fermentasi dan memperkuat Gudang, karena produksinya sejak tahun 2022 -2024 mencapai 50 ton, termasuk sistem pemasaran dan kantor operasional manajemen dari koperasi dan PT Ebier Suth Cokran,” tutup Anna. [FSM-R3]