Oransbari, TP – Bupati Manokwari Selatan, Bernard Mandacan, S.IP, meresmikan KM. Otawar sebagai Moda transportasi laut antar pulau di perbatasan Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) dengan Kabupaten Teluk Wondama.
Acara peresmian KM. Otawar yang berlangsung di Pelabuhan Oransbari, Kamis (1/5) siang, dihadiri, Wakil Bupati Mansel, Mesakh Inyomusi, SE, M.Si, forkopimda dan sejumlah Pimpinan OPD di Lingkungan Pemkab Mansel.
KM. Otawar merupakan Kapal Jenis Katamara 2 lambung Kapasitas 53 GT yang dibangun oleh PT. Bayu Bahari tahun 2024 di Galangan Kapal Tanjung Priok Jakarta, dengan sumber anggaran DAK tahun 2024 senilai Rp 14 miliar.
KM. Otawar nantinya digunakan untuk mengangkut 40 penumpang dan barang, yang hendak berpergian dari dan ke pulau-pulau yang ada di perbatasan Kabupaten Mansel dan Kabupaten Teluk Wondama.Dengan rute Pelabuhan Oransbari – Pelabuhan Gunung Botak – Pelabuhan Rakyar Kaprus – Pelabuhan Rakyat – Pelabuhan Rakyat Rumberpon (pergi-pulang), dengan tarif kisaran Rp 50.000,- sampai Rp 70.000,-.
Jam pelayaran bakal dijadwalkan seminggu sekali pergi dan pulang.Bupati Mansel, Bernard Mandacan, dalam sambutannya mengatakan, peresmian KM. Otawar, bukan sekadar peristiwa seremonial, melainkan tonggak penting dalam upaya membangun daerah yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera.
“Kehadiran kapal ini akan memperkuat jaringan transportasi antar Distrik dan antar Kabupaten, khususnya yang berada di wilayah pesisir dan pulau-pulau terluar,” kata Bupati Bernard. Ia menuturkan, transportasi laut merupakan urat nadi mobilitas masyarakat dan distribusi barang di Tanah Papua, terlebih khusus di Kabupaten Manokwari Selatan yang memiliki garis pantai panjang dan akses darat yang belum sepenuhnya terhubung.

Untuk itu, kehadiran KM. Otawar diharapkan dapat mempercepat akses arus barang dan jasa, khususnya hasil pertanian, perikanan, dan komoditi lokal lainnya darikampung ke pasar dan sebaliknya.
Disamping itu, kehadiran KM. Otawar juga diharapkan dapat mningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, pendidikan dan pemerintahan, terutama bagi warga di distrik terpencil, serta memberikan peluang usaha dan membuka lapangan kerja baru, termasuk bagi nelayan, pedagang dan juga pengelola jasa angkut ssrta logistik.
Selain itu, dapat menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru di wilayah pelabuhan atau titik singgah KM. Otawar dan menjadi simbol kehadiran negara dalam menjangkau dan melayani masyarakat hingga ke pelosok.
Bupati Bernard mengungkapkan, Pemerintah Daerah menaruh harapan besar, agar kiranya KM. Otawar dapat dioperasikan dengan manajemen yang profesional, jadwal yang konsisten, dan pengawasan yang ketat, yang bertanggung jawab, serta sinergi antara pemerintah dengan pengelola kapal dan juga masyarakat menjadi kunci agar keberadaan kapal ini benar-benar berdampak nyata bagi kesejahteraan rakyat.
“Saya mengajak kita semua untuk bersama-sama jaga aset ini, merawatnya dengan baik dan menggunakannya untuk tujuan yang mulia, mempercepat pembangunan dan mengurangi kesenjangan antar wilayah,” pinta dia.
Bupati Bernard menegaskan, momentum ini juga menjadi pengingat bahwa pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang bagaimana membangun harapan, memperkuat koneksi antar manusia dan mewujudkan visi besar Manokwari Selatan sebagai daerah yang berdikari secara ekonomi dan berdaya secara sosial.
Diakhir sambutannya, dia menyampaikan, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, maupun masyarakat, yang sudah mendukung hadirnya KM. Otawar di Kabupaten Mansel, dengan harapan yang besar semoga KM. Otawar menjadi sumber berkat bagi seluruh masyarakat Manokwari Selatan. [BOM]