Manokwari, TP – Operasi SAR pencarian tahap ketiga resmi ditutup meski Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu. Tomi S. Marbun sampai saat ini belum berhasil ditemukan sejak dinyatakan hilang setelah hanyut di Sunagi Rawara, Kabupaten Teluk Bintuni pada, Rabu (18/12/2024).
Hal itu diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol. Ignatius Benny Adi Prabowo saat dikonfirmasi Tabura Pos melalui pesan WhatsApp, kamis (01/05).
Ditanya soal hasil pencarian dan hasil olah TKP atau rekonstruksi, Ignatius mengungkapkan dari upaya pencarian yang dilakukan, sampai saat ini Iptu Tomi S. Marbun belum juga ditemukan, “Belum ditemukan,” ungkapnya.
Menurutnya, meskipun Operasi SAR tahap ketiga sudah ditutup, namun pencarian akan tetap dilanjutkan dengan mengajak partisipasi pemerintah daerah, tokoh adat dan masyarakat di sekitar daerah aliran sungai.
“Iya, namun pencarian akan tetap dilanjutkan dengan mengajak partisipasi pemerintah daerah, tokoh adat, dan masyarakat disekitar daerah aliran sungai,” terang Ignatius.
Sebelumnya, Polda Papua Barat menggelar konferensi pers penutupan operasi SAR pencarian IPTU Tomi S. Marbun di Teluk Bintuni, Kamis (01/05).
Konferensi pers dipimpin oleh Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Johnny E. Isir selaku Koordinator Misi Kemanusiaan Operasi SAR Polda Papua Barat 2025.
Turut hadir dalam konferensi pers, Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy, Kepala Kantor SAR Manokwari, Yefri Sabaruddin, perwakilan Komnas HAM Papua Barat, Frits Ramanday, Tim Inafis Mabes Polri, pejabat utama Polda Papua Barat, serta keluarga Iptu. Tomi S. Marbun.
Operasi berskala besar ini telah berlangsung sejak 18 Desember 2024 dan menempuh tiga tahap pencarian intensif di sekitar Sungai Rawara, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni.
Dalam kesempatan itu, Kapolda menyampaikan bahwa meskipun seluruh upaya maksimal telah dilakukan, hingga hari terakhir operasi, keberadaan Iptu Tomi S. Marbun maupun barang-barang pribadinya belum berhasil ditemukan.
Kapolda juga mengungkapkan hasil rekonstruksi kejadian sebelum Iptu. Tomi S. Marbun dinyatakan hilang. Berdasarkan keterangan saksi dan penyelidikan di lokasi, diketahui bahwa terdapat sembilan orang yang menyeberangi Sungai Rawara pada saat itu.
Delapan orang berhasil selamat, sementara Iptu Tomi S. Marbun menjadi satu-satunya yang tidak berhasil menyeberang dan kemudian hilang.
Dalam pelaksanaan operasi SAR pencarian tahap ketiga, sebanyak 510 personel dikerahkan yang terbagi dalam berbagai zona.
Zona hijau dan zona kuning, mencakup wilayah Yakora hingga Aranday dan Meyerga, dikoordinasikan oleh Satgas SAR Polda Papua Barat 2025, dengan kekuatan 86 personel. Serta zona merah, area paling berisiko, melibatkan 274 personel di bawah kendali Satgas Alfa Bravo Moskona 2025.
Selain itu, juga terdapat 150 personel dari satuan tugas pendukung, yang terdiri atas Satgas Intelijen, Satgas SAR, Satgas Tindak, Satgas Humas, dan Satgas Banops.
Berbagai metode telah digunakan dalam pencarian, antara lain penyisiran darat dan aliran sungai, pencarian di obstacle alami seperti batu dan tumpukan material sungai, pemantauan dengan drone, dan penggalian informasi dari masyarakat lokal.
Operasi ini menghadapi tantangan besar seperti cuaca ekstrem yang menyebabkan luapan sungai, keterbatasan akses komunikasi yang hanya bergantung pada jaringan satelit, serta ancaman dari binatang buas seperti buaya dan sengatan serangga liar.
“Walau belum menemukan hasil yang diharapkan, seluruh upaya kami lakukan dengan penuh komitmen, kehati-hatian, dan semangat kemanusiaan. Kami tetap membuka ruang untuk informasi baru yang bisa ditindaklanjuti. Masyarakat pun diminta untuk bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi di media sosial serta mendukung upaya Polri yang dilakukan secara humanis, profesional, dan bertanggung jawab,” ungkapnya.
Sebelumnya, Tim SAR Korps Brimob Polri dari Satgas AB Moskona melakukan penyisiran secara intensif di wilayah hutan dan bantaran sungai kawasan Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni.
Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol. Ignatius Benny Adi Prabowo mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu. Tommy S. Marbun, yang dilaporkan hilang saat menjalankan tugas operasi kemanusiaan di wilayah dengan tingkat gangguan keamanan tinggi.
Proses pencarian dilakukan di medan ekstrem yang tidak memungkinkan dilalui dengan longboat hingga ke titik lokasi kejadian (TKP), sehingga seluruh pergerakan dilakukan secara manual dengan berjalan kaki menembus hutan lebat dan jalur sungai yang dipenuhi rintangan alam.
Dokumentasi di lapangan menunjukkan personel Brimob memetakan rute secara saksama menggunakan peta topografi, menandai titik-titik strategis dengan kehati-hatian tinggi.
Beberapa anggota tampak menggunakan teropong taktis untuk menelusuri arah aliran sungai, mengamati kemungkinan jejak atau sinyal keberadaan korban.
Seluruh operasi dilakukan dengan senyap dan kesiagaan penuh, mengingat wilayah tersebut tergolong sebagai zona merah yang rawan terhadap gangguan keamanan, termasuk potensi serangan bersenjata.
Menurutnya, dalam kegiatan Anev Giat Operasi yang digelar di Aula Polres Bintuni, Danpas Pelopor Korps Brimob Polri, Brigjen Pol. Gatot Mangkurat Putra operasi ini sangat berbeda dibandingkan dengan operasi di wilayah Jawa.
Meski mengemban misi kemanusiaan, namun kondisi medan dan situasi keamanan menuntut penerapan pola operasi maksimal dengan disiplin tinggi.
“Di sini kita tidak bisa mengandalkan kenyamanan. Personel tidur hanya beralas ponco, makan dengan keterbatasan, dan harus selalu siap dalam kondisi apapun. Ini bukan sekadar operasi biasa, tapi latihan mental dan fisik dalam medan sesungguhnya,” ungkap Iganitius melalui siaran persnya yang diterima Tabura Pos pada, Rabu (30/04).
Selain itu, Gatot juga menekankan pentingnya disiplin operasional dalam situasi tekanan tinggi, termasuk kewaspadaan terhadap kemungkinan serangan mendadak dari berbagai arah, bahkan dari bawah air. SOP harus dijalankan secara ketat, dengan setiap personel saling mendukung dan berjaga.
Operasi SAR di wilayah Teluk Bintuni ini menjadi gambaran nyata betapa besar tantangan yang dihadapi personel Brimob Polri dalam menjalankan tugas kemanusiaan.
“Keberanian, ketangguhan, dan integritas menjadi kunci utama dalam pencarian yang hingga kini masih terus berlangsung di tengah medan yang sulit dan penuh risiko,” pungkasnya. [AND-R3]
