• Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Rabu, Oktober 29, 2025
  • Login
Tabura Pos - Akurat dan Cerdas
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA
No Result
View All Result
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA
No Result
View All Result
Tabura Pos - Akurat dan Cerdas
No Result
View All Result
Home PAPUA BARAT

Masih Banyak Anak Tidak Sekolah, Pemerhati Pendidikan Theresia Ngutra Beberkan Sejumlah Saran

AdminTabura by AdminTabura
02/05/2025
in PAPUA BARAT
0
Masih Banyak Anak Tidak Sekolah, Pemerhati Pendidikan Theresia Ngutra Beberkan Sejumlah Saran

Pemerhati Pendidikan di Manokwari, Theresia Ngutra

0
SHARES
102
VIEWS
Share on FacebookShare on Whatsapp

Manokwari, TP – Pemerhati Pendidikan di Manokwari, Theresia Ngutra menyebutkan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2025 menjadi momentum bagi pemerintah untuk berbenah, bukan hanya mewujudkan pendidikan yang berkualitas tapi juga memberikan kesempatan bagi warga negara untuk mendapatkan pendidikan.

Theresia menjelaskan, tema peringatan Hardiknas Tahun 2025 adalah Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua.

Tema ini sangat menarik karena dirinya percaya semesta pasti mendukung hal-hal yang baik dan pendidikan yang bermutu itu harus.

Seperti diketahui pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945, dan dalam amanat Pasal 31 menyebutkan pemerintah wajib membiayai.

Namun kenyataannya, sejak Indonesia merdeka hingga saat ini masih banyak warga negara yang belum berkesempatan memperoleh pendidikan di sekolah formal, banyak ditemukan anak-anak putus sekolah, dan sebagainya.

Pendidikan menjadi tanggungjawab utama negara dan harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat. Terutama keluarga dan orang tua harus bisa menanamkan dalam diri anak pentingnya pendidikan.

“Sejak Indonesia merdeka sampai saat ini masih banyak warga negara yang belum mendapatkan pendidikan di sekolah formal. Padahal amanat Undang-Undang Dasar 1945 sudah sangat jelas dan diuraikan lebih rinci lagi dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional,” jelas Theresia kepada Tabura Pos di Unipa Manokwari, Jumat (02/05).

Theresia melanjutkan, sesuai amanat Undang-undang banyak hal yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi berbagai tantangan mendasar yang dihadapi selama ini yang menyebabkan banyak warga negara tidak bersekolah dan anak-anak putus sekolah.

Pertama masalah biaya. Meskipun pemerintah disebut telah mencanangkan pendidikan gratis namun faktanya di lapangan tetap ada pungutan atau biaya yang harus dikeluarkan baik itu di sekolah swasta maupun sekolah negeri.

Artinya pencanangan pendidikan gratis belum terealisasi secara baik dan berdampak pada masyarakat yang perekonomiannya kurang baik.

Buktinya banyak anak-anak tidak bersekolah karena salah satu faktornya tidak mempunyai biaya, terutama di wilayah Papua. Orang tua tidak mampu membiayai anak-anaknya untuk sekolah formal dan akhirnya mereka memilih untuk tidak sekolah.

Kedua, masalah sarana dan prasarana. Pemerintah sudah berupaya menyediakan sarana dan prasarana, gedung sekolah dibangun dengan berbagai fasilitas. Namun faktanya pemerataan pendidikan itu tidak berjalan dengan baik karena ada sekolah yang dibangun akan tetapi siswanya tidak ada.

Sedangkan ada satu daerah yang jumlah penduduknya banyak akan tetapi ditempat itu tidak tersedia bangunan sekolah. Akhirnya karena akses sekolah yang jauh anak-anak akhirnya tinggal dirumah dan tidak sekolah.

Mengenai pemerataan pendidikan, pemerintah perlu perencanaan dan pemetaan yang baik, sekolah dibangun didaerah dimana jumlah pendudukanya banyak karena jarak rumah ke sekolah juga sangat berpengaruh pada biaya.

Ketiga, faktor keluarga, ditemukan masih banyak orang tua yang tidak paham betapa pentingnya pendidikan. Sehingga orang tua lebih memilih membiarkan anak-anaknya untuk pergi berkebun agar bisa menghasilkan uang.

“Khusus di Manokwari masih banyak ditemukan anak sekolah namun ikut berjualan hingga larut malam. Meskipun itu baik untuk membantu keluarga namun berdampak pada masa depan mereka.

“Itu beberapa masalah mendasar dan menjadi tantangan pemerintah yang perlu diatasi,” jelasnya.

Theresia menyarankan kepada pemerintah agar rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat terutama di daerah-daerah pelosok desa yang sudah dibangun sekolah.

Pemerintah juga diminta untuk menjadikan masalah pendidikan sebagai perioritas utama dan semua program yang telah di canangkan dan direncanakan harus dilaksanakan.

“Kita punya tujuan dan cita-cita. Tapi kalau semua hanya bicara saja yang bagus dan realisasinya tidak ada sama saja,” ungkapnya.

Pemerintah lanjut dia, juga perlu memperhatikan mutu dan kualitas guru. “Tidak kalah penting juga soal guru. Guru-guru bukan hanya mengabdi dia juga harus profesional dan memberikan pelayanan dengan hati. Disisi lain pemerintah juga harus perhatikan kesejahteraan guru karena bagaimana pun mereka itu tumpuan pendidikan saat ini,” terangnya.

Theresia berharap peringatan Hardiknas Tahun 2025 bisa menjadi momentum bagi pemerintah, bukan hanya melihat kualitas pendidikan yang bermutu tapi juga kesempatan bagi warga negara untuk mendapatkan pendidikan.

“Jadi harus diakui amanat Undang-undang Dasar 1945 tentang pendidikan belum tercapai, masih jauh dari harapan meskipun memang diakui juga ada perubahan sedikit. Banyak anak tidak sekolah dan ini masalah. Kita mau daerah maju dan sejahtera mari bangun dan memulai lewat pendidikan. Dengan kita belajar kita tahu banyak hal. Saran saya pemerintah sedikit fokus pada pendidikan,” pungkasnya. [AND]

Previous Post

Incinerator Resmi Beroperasi, Papua Barat Tunjuk PT Padoma dan Waztec Internasional Pengelolaan Limbah B3

Next Post

DPR Desak Transparansi Atas Hilangnya Tomi Marbun di Papua Barat

Next Post
DPR Desak Transparansi Atas Hilangnya Tomi Marbun di Papua Barat

DPR Desak Transparansi Atas Hilangnya Tomi Marbun di Papua Barat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTORIAL ASTON

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ASTON

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

ADVERTORIAL

Browse by Category

  • ARTIKEL
  • BINTUNI
  • Blog
  • BUDAYA & PARIWISATA
  • DAERAH
  • DIKKES
  • EKBIS
  • HUKUM & KRIMINAL
  • INFO GRAFIK
  • KABAR PAPUA
  • KAIMANA
  • KESEHATAN
  • LINTAS NUSANTARA
  • LINTAS PAPUA
  • MANOKWARI
  • MANSEL
  • NASIONAL
  • News
  • PAPUA BARAT
  • PAPUA BARAT DAYA
  • PARLEMENTARIA
  • PEGAF
  • PENDIDIKAN
  • POLHUKRIM
  • Post
  • TELUK WONDAMA
  • Uncategorized
  • VIDEO

© 2022 TABURAPOS - Akurat dan Cerdas.

No Result
View All Result
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA

© 2022 TABURAPOS - Akurat dan Cerdas.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!