Manokwari, TP – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat akan mendistribusikan kelambu massal dalam rangka mencegah penularan malaria di 3 kabupaten tergolong tingkat endemis tinggi, yakni Manokwari, Manokwari Selatan, dan Teluk Wondama.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Alwan Rimosan menjelaskan, program distribusi kelambu massal ini merupakan upaya strategis untuk menekan kasus malaria di wilayah dengan beban penyakit yang tinggi.
“Kelambu massal ini dibagikan per tempat tidur atau kelompok tidur dan sudah dilapisi obat anti nyamuk yang efektif selama tiga tahun. Ini bukan kelambu biasa,” kata Rimosan kepada para wartawan di Kantor Dinkes Papua Barat, Senin (5/5/2025).
Menurutnya, distribusi kelambu ini merupakan bagian dari program bantuan internasional dari Global Fund untuk Papua Barat.
Dirincikannya, alokasi kelambu berdasarkan proyeksi data estimasi Pusdatin Kemenkes, mencakup Manokwari 103.200 kelambu, Teluk Wondama 21.050 kelambu, dan Manokwari Selatan 16.850 kelambu.
Dikatakannya, kelambu yang terlapisi insektisida ini tidak hanya melindungi pengguna dari gigitan nyamuk, juga membantu menekan populasi nyamuk penyebar malaria.
“Nyamuk yang menempel di kelambu akan mati atau cacat, sehingga tidak bisa berkembang biak,” jelas Rimosan seraya mengatakan, distribusi terakhir dilakukan pada 2022 dan sesuai siklus tiga tahunan, sehingga distribusi ulang dijadwalkan tahun ini.
Ia menambahkan, pihaknya menargetkan kelambu sampai di daerah sebelum Januari 2026 untuk mengantisipasi puncak musim penularan malaria yang biasa terjadi pada Januari-Maret.
Untuk memastikan distribusi tepat sasaran, kata Rimosan, Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dan kabupaten sudah melakukan pendataan awal pada April 2025, dengan mendatangi rumah warga untuk mencatat kelompok tidur.
Rencananya, pada Juli 2025 akan dilakukan pertemuan lanjutan untuk memverifikasi data riil kebutuhan kelambu di lapangan.
“Kami akan kumpulkan data rinci jumlah populasi, kelompok tidur, titik distribusi, petugas pelaksana, kebutuhan dana, hingga estimasi waktu distribusi. Semua akan direncanakan secara matang,” tandas Rimosan. [FSM-R1]