Manokwari, TP – Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat menggelar gerakan pangan murah yang berlokasi di areal Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Papua Barat, Kamis (15/5/2025).
Kepala Seksi Harga Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Papua Barat, Ellyanti Mayangsari mengatakan, gerakan ini dalam rangka mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang Idul Adha 1446 H.
“Setiap menjelang hari raya keagamaan, pasti harga bahan pangan naik, maka kami programkan gerakan pangan murah ini,” kata Mayangsari kepada para wartawan di RSUP Papua Barat, kemarin.
Dijelaskan Mayangsari, program gerakan pangan murah dari Badan Pangan Nasional telah dilaksanakan dua kali, melibatkan sejumlah distributor dan para mitra, seperti Perum Bulog.
Gerakan pangan murah ini, ungkap dia, disediakan berbagai komoditas pangan strategis, diantaranya gula, beras, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, telur, dan produk olahan pangan lokal dari para pelaku UMKM.
“Program gerakan pangan murah dari Badan Pangan Nasional sebanyak dua kali kami lakukan, tinggal tiga kali kegiatan lagi. Sebab, Papua Barat dapat kuota gerakan pangan murah sebanyak lima kali. Semoga bulan berikut ada lagi,” ujar Mayangsari.
Dirinya menambahkan, komoditas yang dijual ketika gerakan pangan murah lebih rendah dari harga pasar, karena pemerintah melalui Badan Pangan Nasional memberi subsidi biaya angkut.
Dirincikannya, harga telur lokal Rp. 65.000 per kg, cabe rawit Rp. 45.000 per kg, cabe keriting Rp. 55.000 per kg, minyak goreng 5 liter Rp. 102.000, dan beras 10 kg Rp. 147.000.
“Ada pengurangan Rp. 5.000 dari harga normal, karena biaya angkut per jenis bahan pokok disubsidi sebesar Rp. 5.000 untuk setiap distributor,” jelas Mayangsari.
Dari pantauan harga barang, kata dia, Papua Barat masuk kategori relatif terkendali meski beberapa komoditas pangan di pasar tradisional mulai mengalami sedikit peningkatan harga jual.
Komoditas pangan yang dimaksud, diantaranya cabe keriting meningkat menjadi Rp. 70.000 per kg, cabe rawit Rp. 60.000 per kg, bawang merah Rp. 60.000 per kg.
“Harganya masih bervariasi, tidak semua pedagang menaikkan harga jual. Program gerakan pangan murah menjadi salah satu strategi pemerintah menjaga ketersediaan pasokan dengan harga yang stabil, sehingga inflasi pangan bisa terkendali sesuai ekspektasi,” tukasnya. [FSM-R1]