Manokwari, TP – Sebanyak 6 korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pasca-bencana alam banjir bandang di kawasan Kali Meyof, Kampung Jim (Meyes), Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Papua Barat, Jumat (16/5) malam.
Kapolres Pegunungan Arfak, Kompol Bernadus Okoka mengungkapkan, dalam upaya pencarian, terdapat 66 personil gabungan yang dikerahkan.
Rinciannya, 28 personil dari Polres Pegunungan Arfak, 13 personil dari Kodim 1218 Pegaf, 12 personil Basarnas, 10 personil BPBD Provinsi Papua Barat, dan 3 personil BPBD Kabupaten Pegaf.
Diutarakan Okoka, pada hari keempat setelah kejadian, upaya pencarian dimulai di sekitar lokasi terdampak pada pukul 08.00 WIT.
Menurutnya, dalam upaya pencarian ini, tim gabungan berhasil menemukan dan mengevakuasi 6 korban. Dari keenam korban, 1 korban dikembalikan ke pihak keluarga, sedangkan 5 korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat untuk diidentifikasi.
Kapolres menjelaskan, pada pukul 13.00 WIT, proses pencarian terpaksa dihentikan sementara karena cuaca buruk dan berpotensi longsor susulan yang bisa membahayakan keselamatan tim, sehingga seluruh personil diperintahkan ditarik ke posko induk.
Sebelumnya, 1 korban berhasil dievakuasi dan diserahkan ke pihak keluarga, sehingga dari total 19 korban yang dilaporkan hilang, sudah ditemukan 6 orang.
Okoka mengucapkan terima kasih terhadap seluruh tim gabungan yang bekerja keras di tengah keterbatasan fasilitas dan memastikan operasi pencarian akan dilanjutkan keesokan harinya.
“Kami mengapresiasi semangat dan dedikasi seluruh personil gabungan. Meski cuaca dan kondisi medan cukup berat, semangat tetap terjaga,” ungkap Kapolres dalam press release yang diterima Tabura Pos, kemarin.
Kabid Dokkes Polda Papua Barat, Kombes Pol. dr. Iskandar, Sp.B, QHIA, MARS telah menyiapkan tim Disaster Victim Identification (DIV) di Rumah Sakit Bhayangkara untuk melakukan proses identifikasi terhadap jenazah para korban.
Selain itu, tambah dia, pihaknya juga sudah membuat posko mortem untuk kamar jenazah dan posko antemortem untuk menggali data korban semasa hidup, dikaitkan dengan keluarga korban terdekat, karena data yang dikirim kemungkinan bisa diidentifikasi secara visual.
“Mungkin saja tidak bisa diidentifikasi secara visual. Mungkin saja kami tidak bisa identifikasi, maka kami persiapkan tim DVI untuk verifikasi identitas dan fungsi Keskamtibmas,” ungkap Iskandar.
Ia mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan Karoops Polda Papua Barat dan lintas sektor, seperti Basarnas dan stakeholder terkait.
“Kami menyiapkan tim DVI untuk melakukan identifikasi secara menyeluruh terhadap korban tanah longsor. Proses ini melibatkan pemeriksaan forensik, sidik jari, dan pencocokkan data antemortem dari pihak keluarga korban,” jelas Kabid Dokkes.
Sedangkan Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol. Igantius B.A Prabowo menyebutkan, Papua Barat siap menerjunkan personil untuk misi kemanusiaan pencarian korban, evakuasi, dan identifikasi.
Di samping itu, ia menambahkan, Polda Papua Barat sudah menerjunkan 36 personil untuk mem-back up proses evakuasi dan identifikasi para korban pasca-kejadian.
“Proses identifikasi akan terus dilakukan seiring ditemukannya korban baru dalam operasi pencarian yang akan dilanjutkan esok hari,” ungkap Kabid Humas.
Secara terpisah, Kepala Kantor SAR (Basarnas) Manokwari, Yefri Sabaruddin menjelaskan, proses pencarian dan pertolongan pada hari kedua, Senin (19/5/2025), tim SAR gabungan fokus di lokasi kejadian banjir dan tanah longsor.
Hasilnya, sebanyak 5 korban berhasil ditemukan dan dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia dari timbunan material kayu dan lumpur.
“Korban pertama terevakuasi sekitar pukul 10.22 WIT, korban kedua terevakuasi sekitar pukul 10.45 WIT, korban ketiga terevakuasi sekitar pukul 11.06 WT, korban keempat terevakuasi sekitar pukul 11.30, dan korban kelima dievakuasi sekitar pukul 12.05 WIT,” rinci Sabaruddin yang dikonfirmasi Tabura Pos via WhatsApp, Senin sore.
Ia menambahkan, untuk identitas para korban yang berhasil dievakuasi belum diketahui dan masih ditangani tim medis.
Ditambahkan Sabaruddin, operasi pencarian dan pertolongan terhadap para korban lain pada hari kedua, terpaksa dihentikan sekitar sekitar pukul 12.33 WIT, karena hujan yang dikhawatirkan akan terjadi banjir dan longsor susulan. “Operasi SAR akan dilanjutkan besok pagi,” tutup Sabaruddin. [AND/SDR-R1*]