*Kantor SAR Masih Siaga*
Manokwari, TP – Selama sembilan hari melakukan operasi pencairan dan pertolongan korban bencana alam di Kali Kus-Kus, Kampung Jim (Meyes), Distrik Catubow, Kabupaten Pegunungan (Arfak Pegaf), Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi belasan jenazah korban.
Kepala Kantor SAR (Basarnas) Manokwari, Yefri Sabaruddin menerangkan, sebanyak 16 korban meninggal dunia, telah berhasil ditemukan dan dievakuasi dalam operasi sejak 17-25 Mei 2025.
“Untuk operasi bencana di Kali Kus-Kus, Kampung Jim, Distrik Catubow ini dan sampai saat ini kami temukan korban yang meninggal dunia itu sebanyak 16, yang selamat itu ada 11, dan yang belum kami temukan 4 korban. Ini data yang kami dapatkan dari Polres Pegaf,” kata Sabaruddin saat ditemui Tabura Pos di kantornya, Selasa (27/5/2025).
Diungkapkannya, sampai dengan pencarian hari kesembilan Minggu 24 Mei 2025, Tim SAR gabungan telah melakukan pencarian dengan menyusuri aliran sungai sampai radius atau jarak 300 meter lebih dari titik lokasi terjadinya bencana.
Bahkan, sambung Sabaruddin, Tim SAR gabungan sampai menyusuri satu titik di mana belum pernah dijangkau sama sekali oleh masyarakat setempat.
Menurutnya, operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban bencana alam tersebut telah dilakukan semaksimal mungkin, baik secara manual maupun dengan peralatan yang ada, bahkan dibantu satu alat berat (excavator).
“Tim sudah menyusuri ke arah muaranya sampai 300 meter dari titik lokasi kejadian bencana, dan memang ada informasi dari masyarakat sekitar sebaiknya jangan terlalu jauh lagi ke bawah karena ada penyempitan, palung-palung yang beresiko yang sangat membahayakan, dan masyarakat pun juga sampai saat ini tidak pernah menuju ke lokasi itu,” bebernya.
Lanjut, Sabaruddin menerangkan, karena operasi ini melibatkan Tim SAR gabungan dan di hari kesembilan tidak lagi ada tanda-tanda korban lain ditemukan, maka pihaknya melakukan evaluasi terhadap operasi bencana tersebut.
Diungkapkan, evaluasi juga melibatkan semua pihak termasuk keluarga korban, dan telah disampaikan kepada ketua tim pencarian dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan harapan dapat dikaji lebih lanjut bagaimana tentang bencana tersebut.
“Inikan tentang kebencanaan, maka yang punya tupoksi lebih lanjut adalah BPBD,” ujarnya.
Ditanya tentang status operasi, Sabaruddin mengungkapkan, untuk status operasi pencairan dan pertolongan secara internal Basarnas, memang sudah tidak ada anggota dari Kantor SAR Manokwari di lokasi kejadian.
Semua personel, sambungnya, telah kembali ke Kantor SAR (Basarnas) Manokwari, namun dengan posisi siaga bencana tersebut. Jika ada tanda-tanda di temukan korban. Maka, pihaknya akan segera turun kembali ke lokasi kejadian.
Kepala Kantor SAR (Basarnas) Manokwari ini menambahkan, pihaknya tidak mempunyai kewenangan untuk menyatakan bahwa operasi tersebut dihentikan atau ditutup, karena peristiwa tersebut merupakan bencana alam, sehingga kewenangannya berada di BPBD Kabupaten Pegaf maupun BPBD Provinsi Papua Barat.
Kantor SAR (Basarnas) Manokwari, dalam posisi bencana ini sebagai pendukung dalam operasi bencana alam tersebut.
“Jadi, posisi kami saat ini adalah siaga bencana tersebut. Jika kami masih dibutuhkan lagi, maka kami dengan sigap dan berusaha secepat mungkin mencapai lokasi. Kami sampai saat ini masih menunggu hasil evaluasi dari BPBD tentang operasi bencana ini,” tukasnya.
Sabaruddin menambahkan, sebelum personel internal SAR Manokwari kembali ke kantor, pihaknya sudah menyebar informasi kepada masyarakat yang berada di kampung sekitar, bilamana ada tanda-tanda ditemukan korban segera melaporkan ke Kantor Basarnas Manokwari, maka pihaknya akan segera ke lokasi. [SDR-R4]