Manokwari, TP – Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Papua Barat menargetkan untuk mulai membuka layanan unit hemodialisa atau cuci darah, Juni 2025.
Menurut Direktur RSUP Papua Barat, dr. Arnoldus Tiniap, sekarang tim dari Himpunan Nefrologi (Pernefri) sedang melakukan visitasi atau kunjungan di RSUP untuk melihat layanan unit hemodialisasi.
Diakuinya, rencana pembukaan layanan unit hemodialisa sudah berproses kurang lebih 2 tahun sejak 2023. Dalam proses tersebut, kata dia, pihaknya sudah bekerja sama dengan pihak ketiga atau pihak yang akan memasang peralatannya, yakni Sistem Kerja Sama Operasional (KSO).
Di samping itu, kata Tiniap, RSUP Papua Barat juga sudah menyiapkan segalanya, termasuk syarat administrasinya. “Jadi KSO, mereka nanti memasang alat kita cuma membayar biaya operasional saja,” jelas Tiniap kepada wartawan di RSUP Papua Barat, Selasa (27/5).
Setelah melakukan visitasi, lanjutnya, Pernefri akan mengeluarkan rekomendasi siap jalan meski secara administrasi mereka sudah menyampaikan dan pihak rumah sakit sudah memenuhi semuanya.
“Setelah itu, kita tinggal menunggu dari Kementerian Kesehatan, mudah-mudahan dalam waktu satu atau dua minggu ke depan, tim dari Kementerian Kesehatan juga muncul untuk melihat. Setelah itu, alatnya dipasang dan mudah-mudahan paling lambat akhir Juni atau awal Juli tahun ini, unit hemodialisasi sudah buka,” jelas Tiniap.
Dikatakannya, unit hemodialisasi menjadi unit paling mendesak dan sangat penting, karena selama ini banyak pasien harus melakukan cuci darah di luar daerah.
“Ketika mereka mau balik tidak bisa karena kita belum punya unit hemodialisasi. Ada beberapa pasien terpaksa balik ke Jayapura, Biak, karena memang kita di Papua Barat dan Papua Barat Daya belum ada. Jadi, unit hemodialisa yang berhubungan dengan cuci darah itu yang paling mendesak sekarang yang mau kita buka,” tandas Tiniap. [AND-R1]