Manokwari, TP – RSUD Manokwari yang sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), masih mendapatkan suntikan anggaran sebesar Rp. 2,8 miliar pada Tahun Anggaran 2025.
“Tahun ini, Rp. 2,8 miliar, di luar gaji pegawai, tunjangan, insentif, dan honor. Itu untuk pagar, selasar, dan digitalisasi layanan,” kata Plt. Direktur RSUD Manokwari, drg. Yannie F.M. Lefaan kepada para wartawan di RSUD Manokwari, belum lama ini.
Ia menjelaskan, meski RSUD Manokwari sudah berstatus BLUD, tetapi nilai BLUD ditekankan pada nilai sosial dibandingkan profit, sehingga sampai sekarang RSUD Manokwari belum mempunyai profit.
Diakuinya, selama RSUD Manokwari belum mempunyai profit akan kesulitan dalam operasional dan belanja modal, salah satunya belanja alat kesehatan.
Dia mengakui, ada beberapa tantangan, sehingga RSUD Manokwari belum bisa mandiri, salah satunya karena di Manokwari belum mempunyai rumah sakit tipe A atau kelas B, sehingga semua rata-rata rujukan ke RSUD Manokwari.
“RSUD Manokwari tipe C dan biaya yang diberikan BPJS Kesehatan adalah biaya tipe C walaupun kita melakukan tindakan tipe A dan tipe B, sehingga terjadi selisih anggaran di situ atau defisit. Itu makanya kita belum bisa mandiri,” tandas Yannie Lefaan.
Menurut Plt. Direktur RSUD Manokwari, semua tantangan dan kendala tersebut sudah disampaikan ke DPR RI melalui Komisi IX dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Diungkapkannya, respon dari Kemenkes bahwa RSUD Manokwari akan diberikan kompetensi-kompetensinya dan akan dibayarkan secara keseluruhan tindakan yang dilakukan.
“Jawaban dari Kemenkes sudah ada. Tiap rumah sakit diberikan kompetensi-kompetensi, sehingga misalnya RSUD Manokwari kompetensinya di kanker walaupun tipe kita C, tapi kita akan dibayar secara keseluruhan,” jelas Yannie Lefaan.
Dengan demikian, kata dia, RSUD Manokwari belum bisa menerapkan kelas rawat inap standar (KRIS), karena ada 12 kriteria yang belum terpenuhi.
Dijelaskannya, dari 12 kriteria, baru jumlah tempat tidur pasien dan tenaga kesehatan (nakes), sedangkan kriteria bangunan belum terpenuhi.
“Itu pembahasannya tidak bisa satu hari, lalu kita bisa berikan jawaban, tetapi membutuhkan perencanaan panjang dan lanjutan,” katanya. [SDR-R1]