Manokwari, TP – Ustadz Yusuf M. Salampessy mengajak masyarakat memaknai hari raya Idul Adha 1446 H dengan memperkuat rasa syukur dan berbagi terhadap sesama yang membutuhkan.
Menurutnya, hari raya Idul Adha tidak hanya tentang menyembelih hewan kurban, tetapi juga harus dimaknai lebih dalam dengan cara meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah SWT, seperti yang diteladani Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Ditegaskannya, hari raya Idul Adha merupakan pengingat atas nikmat yang sudah diberikan Allah SWT serta mengajarkan bagaimana menyingkirkan kesombongan dan menumbuhkan kepedulian, empati terhadap orang lain.
“Allah SWT sudah memberikan kenikmatan yang sangat banyak. Maka sudah sepatutnya kita selalu bersyukur dengan berbagi kepada sesama yang membutuhkan,” kata Ustads Yusuf Salampessy kepada Tabura Pos di Masjid An-Nur Wosi, Manokwari, Jumat (6/6).
Ditegaskannya, berkurban pada hari raya Idul Adha merupakan bentuk nyata dari rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama. “Jadi, bukan hanya menjalankan perintah Allah, juga ibadah sosial yang harus dipertahankan,” katanya.
Dirinya berharap melalui momentum hari raya Idul Adha 1446 H ini, masyarakat dapat memperkuat rasa syukurnya dan senantiasa memanusiakan manusia dengan cara berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
“Percaya, segala kebaikan yang kita lakukan akan kembali pada diri kita. Kita juga harus menyadari bahwa dengan berkurban itu menguatkan keimanan dan ketaqwaan kita, baik secara vertikal maupun sosial. Mari kita bersyukur dengan berbagi kepada sesama,” pintanya.
Dari pantauan Tabura Pos, sholat Idul Adha 1446 H di Masjid An-Nur Wosi, diikuti ratusan jamah, dimana bertindak sebagai imam, Ustads Zainal Hasanudin dan khotib, Yusuf M. Salampessy, dengan tema ‘Semangat Idul Qurban Menjadikan Insan yang Peduli Sesama dan Memperkuat Keimanan kepada Allah SWT’.
Secara terpisah, Wakil Bupati Manokwari, H. Mugiyono selaku khotib sholat Idul Adha 1446 H di Masjid Al Falah, Wosi AMD, Jumat, 6 Juni 2025, menyampaikan refleksi.
Ia mengatakan, banyak hikmah yang diperoleh umat Muslim pada ibadah Idul Adha atau dikenal dengan hari raya kurban ini.
“Dengan berkurban lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, menyedekahkan hartanya kepada fakir untuk memperoleh ampunan dan ridho dan sebagai pelebur dosa-dosa yang telah dilakukan,” kata Mugiyono.
Menurutnya, ibadah Idul Adha adalah momentum membiasakan diri menjaga ucapan, perbuatan, dan amalnya, dimana berkurban merupakan implementasi dan mengemban nilai-nilai yang diturunkan Allah SWT.
Ditambahkannya, hikmah lain yang diperoleh umat Islam saat berkurban yakni mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatnya ketaqwaan, dan tidak menyembah berhala, karena berkurban bukan untuk menyembah berhalan dan lainnya, melainkan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Yang diterima bukan karena darahnya, bajunya, bukan karena kulitnya, tetapi karena ketaqwaan kepada Allah SWT. Sebab, deskripsi berkurban merupakan totalitas ketaqwaan umat Islam kepada Allah SWT,” tambah Mugiyono.
Ia menegaskan, hewan kurban yang disembelih dengan cara yang benar dan mendistribusikan dagingnya dengan cara yang tepat kepada yang berhak menerima di Manokwari, termasuk kepada yang berkurban.
Dari pantauan Tabura Pos, sholat Idul Adha di Masjid Al Falah Wosi AMD, dipimpin Ustad Angga, diikuti ratusan jamaah. [AND/SDR-R1]