Sorong, TP – Sebanyak 283 intelektual baru kembali diluluskan dari Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN). Para wisudawan mengikuti prosesi sakral berupa pemindahan kucir toga pada Rapat Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Sarjana ke-XXIV dan Wisuda Magister ke-II tahun akademik 2024/2025, bertempat di salah satu hotel di Kota Sorong, Rabu (25/6/2025).
Dari total 283 wisudawan, 272 diantaranya merupakan lulusan program sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan, Fakultas Leguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Ekonomi. Sementara, 11 orang sisanya merupakan wisudawan lulusan magister hukum.
Pada kesempatan tersebut juga diumumkan lulusan terbaik tingkat universitas diraih oleh wisudawan atas nama Aisyah Rahman, SH dengan IPK 4,00.
Wisudawan terbaik Fakultas Hukum diraih Febby Febriyanti, SH dengan IPK 4,00. Wisudawan terbaik FISIP Putri Subhan, S.Sos dengan IPK 3,97. Wisudawan terbaik FKIP diraih Rya Andini, S.Pd dengan IPK 3,96. Wisudawan terbaik Fakultas Pertanian diraih Mochammad Firmansyah, S.Hut dengan IPK 3,95. Wisudawan terbaik Fakultas Ekonomi diraih Maulin Adinda, SM dengan IPK 3,91.
Selanjutnya, wisudawan terbaik Fakultas Teknik diraih Syamsudin Talaohu, S.Kom dengan IPK 3,85. Wisudawan terbaik Fakultas Perikanan diraih Fadalia Tanasali, S.Pi dengan IPK 3,75. Serta wisudawan terbaik program pascasarjana Prodi Magister Hukum diraih oleh Aji Triantoro, SH, MH dengan IPK 3,86.
Dengan rasa bahagia dan haru kesembilan lulusan terbaik tersebut didampingi orang tuanya menerima penghargaan dari Rektor UMS, Dr. H. Muhammad Ali, MM, MH dengan disaksikan seluruh tamu undangan dan rekan-rekan seperjuangan.
Dalam arahannya, Rektor UMS berharap Kepada seluruh wisudawan termasuk sembilan wisudawan terbaik dapat mengimplementasikan bidang ilmu yang diperoleh di dalam kehidupan sosial bermasyarakat serta pada dunia kerja nantinya. Selain ilmu yang didapatkan melalui pendidikan formal, ia berharap penerapannya juga dibarengi dengan nilai karakter, perilaku serta integritas yang telah diberikan selama menempuh pendidikan tinggi.
“Semoga apa yang diperoleh selama menempuh pendidikan dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan bermasyarakat. Karena mereka sudah dibekali ilmu dengan harapan dapat kembali ke masyarakat menjadi pencerah,” harap Rektor UMS.
Rektor juga menuturkan bahwa ilmu yang diperoleh selama perkuliahan memang penting, namun dirinya menilai bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan lulusan di dunia kerja.
“Ilmu bagi mereka sudah diberikan, baik secara teori maupun praktik saat Kuliah Kerja Nyata (KKN). Tapi ilmu bukan satu-satunya faktor Utama. Yang paling menentukan adalah integritas pribadi, kepribadian, dan kemampuan bersosialisasi di masyarakat,” tutur Rektor Unamin.
la menyampaikan bahwa hasil tracer study yang dilakukan oleh kampus menunjukkan bahwa hanya sekitar 75,9 persen lulusan bekerja sesuai dengan bidang keilmuannya. Sisanya, sekitar 20 persen lebih justru berkiprah di luar bidang studi asalnya, termasuk terjun ke dunia politik dan profesi lainnya.
“Ada sarjana teknik yang sekarang sukses di dunia politik. Itu menunjukkan bahwa latar belakang akademik tidak selalu menjadi batasan, bahkan justru yang dari sosial politik jumlahnya malah lebih sedikit,” ucapnya.
Pihaknya menyebutkan bahwa ada lulusan UNAMIN yang kini menjadi anggota DPR dan bahkan menjadi Kepala Daerah, ini membuktikan bahwa daya juang dan kemampuan membaca peluang dapat membawa kesuksesan di luar batas jurusan akademik.
Rektor turut memandang bahwa kemajuan teknologi dan akses informasi lewat media digital telah membuka ruang pembelajaran yang jauh lebih luas bagi mahasiswa. Pengetahuan tidak lagi eksklusif diperoleh di ruang kuliah, melainkan dapat diakses dari mana saja.
“Saat ini ilmu pengetahuan tidak dibatasi ruang kelas. Mahasiswa bisa mendapatkan informasi dan wawasan dari berbagai media. Jadi, kesempatan untuk berkembang dan sukses terbuka lebih besar,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, kini kriteria penilaian di UMS semakin diperketat dengan harapan ada peningkatan indikator dan standar yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan zaman. Penilaian juga tidak hanya pada kemampuan intelektual nya saja melainkan juga dilihat dari kepribadian mahasiswa yang bersangkutan. Termasuk dari sisi spriritual, akhlak dan etika para mahasiswa.
Berkaitan dengan hadirnya provinsi Papua Barat Daya, UMS merasa ikut memiliki tanggung jawab moril untuk mempersiapkan SDM. Bagaimana mengisi Papua Barat Daya dengan peningkatan skill para SDM sehingga provinsi ini bisa semakin kompetitif. Sehingga Stigma negatif yang menyatakan bahwa Papua adalah daerah kita tertinggal dapat dipatahkan.
Sebagai salah satu institusi pendidikan yang ada di provinsi termuda Indonesia ini, UMS juga terus berupaya untuk melakukan perbaikan dan revisi kurikulum serta pola pendidikan. Sebab UMS mengerti bahwa masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas SDM-nya. (CR24)