Manokwari, TP – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Manokwari, menyebar 519 kader pendamping keluarga untuk pencegahan stunting.
Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan (KPKS) Dinas P3AKB, Atha Maria mengatakan, 519 tersebar di 9 distrik, 9 kelurahan, dan 164 kampung.
“Di setiap keluarahan, satu kampung itu tiga tim pendamping yang terdiri dari bidan, kader PKK dan kader KB,” kata Maria kepada wartawan di UPTD PPA Sanggeng, akhir pekan kemarin.
Dijelaskan, tim kader pendamping keluarga yang disebar sesuai dengan petunjuk pemerintah pusat, bahwasan ada keterlibatan dari puskesmas, kader PKK, dan satu orang perwakilan kampung setempat.
“Kami di Dinas P3AKB hanya dipencegahannya saja melalui kader pendamping keluarga itu. Jadi tiga komponen dari puskesmas, PKK dan perwakilan masyarakat semua sudah ada di 164 kampung di Manokwari,” tukasnya.
Ia mengungkapkan, pencegahan menyasar keluarga baik ibu hamil maupun bayi di bawah dua tahun yang beresiko berdasarkan komulatif indikator, mulai dari lingkungan, sanitasi, MCK tidak terpenuhi, dan beberapa lainnya.
“Karena pencegahan tidak hanya dari sektor gizi saja, tetapi faktor lingkungan juga. Itu indikator keluarga beresiko,” jelasnya.
Maria mengungkapkan, data terbaru stunting di Manokwari dari hasil pendataan keluarga dan pendampingan lapangan, yaitu ibu hamil sebanyak 5.819 orang, ibu hamil beresiko stunting sebanyak 1.358 orang.
“Intervensi yang telah dilakukan kepada 108 ibu hamil melalui PMT dan penyuluhan gizi,” jelasnya.
Sedangkan, jumlah bayi di bawah dua tahun (baduta), ada sebanyak 6.439 anaka, dengan jumlah yang beresiko stunting sebanyak 338 anak.
“Kalau untuk baduta yang sudah diintervensi sebanyak 150 anak,” tukasnya.
Kabid KPKS Dinas P3AKB menambahkan, pada 13 Januari 2025, telah dilakukan penandatanganan komitmen bersama antara pemerintah, swasta, organisasi, dan individu dalam mendukung gerakan orang tua asuh cegah stunting.
“Hingga hari ini, sudah ada 15 orang tua asuh yang siap membantu membiayai kebutuhan gizi 53 ibu hamil dan 73 baduta dari keluarga berisiko stunting,” pungkasnya.
Ia mengatakan, dukungan dari seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan agar intervensi ini dapat berdampak nyata. [SDR-R4]


















