Manokwari, TP – Pimpinan Wilayah Aisyiyah Papua Barat menggelar acara syukuran dalam rangka memperingati Milad Aisyiyah ke-108 Tahun, di salah satu hotel di Manokwari, Sabtu (05/07).
Pimpinan Wilayah Aisyiyah Papua Barat, Nurhayati mengungkapkan, Milad Aisyiyah yang ke-108 merupakan momentum yang penting bagi Aisyiyah dalam melakukan dakwah kemanusiaan semesta.
Oleh karena itu, milad Aisyiyah ke-108 dilaksanakan dengan mengusung tema memperkokoh ketahanan pangan berbasis qarya thayyibah menuju ketahanan Nasional.
Dakwah ketahanan pangan dimaknai sebagai dakwah yang melintas agama, suku, dan bangsa. “Melalui tema ini, Aisyiyah kembali mengingatkan kepada masyarakat Indonesia bahwa perempuan berkemajuan persepektif Islam didorong untuk menjalankan peran keagamaan yang menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan yang Rahmatan Lil’alamin,” ungkapnya.
Sebelumnya, Nurhayati menyampaikan sebagai bentuk rasa syukur, Aisyiyah terus melakukan dakwah keummatan, kemanusiaan, kebangsaan yang universal untuk mencerahkan kehidupan bangsa.

Di usia ke-108 tahun ini, Aisyiyah tetap berkomitmen menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam utama yang sebenar-benarnya.
Risalah perempuan berkemajuan yang menjadi salah satu keputusan mu’tamar ke-48 tahun 2022 di Surakarta menjelaskan bahwa gerakan dakwah Aisyiyah terinspirasi dari pemahaman Al Qur’an S.An-Nahl : 97.
Ayat ini memuat nilai-nilai dasar bahwa Islam memberikan ruang yang setara antara laki laki dan perempuan yang beriman dan beramal shaleh untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
Selain itu, ayat tersebut juga mendorong perempuan Aisyiyah untuk meraih ilmu pengetahuan dan teknologi berkiprah di ruang publik mengaktualisasikan segenap potensi fikir, zikir dan amal mengukir peradaban di seluruh aspek kehidupan untuk mewujudkan masyarakat dan bangsa yang maju, adil, makmur, bermartabat dan berdaulat.
“Risalah perempuan berkemajuan akan tetap menjadi pijakan dalam mencerahkan peradaban,” ungkapnya.
Lebih lanjut Nurhayati menyampaikan salah satu strategi pada Mu’tamar ke-48 adalah penguatan pangan untuk pemerataan akses ekonomi. Penguatan kedaulatan pangan menjadi sebuah agenda yang bersamaan pemerataan akses ekonomi perempuan dan masyarakat secara umum.
Risalah perempuan berkemajuan 10 komitmen salah satunya adalah pelestarian lingkungan. Konteks perempuan sangat luas termasuk pemanfaatan lingkungan untuk keberlanjutan kedaulatan pangan, sehingga hasil lingkungan bisa menunjang kebutuhan utama masyarakat Indonesia.
Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai gerakan Islam hadir mengusung kemanusiaan universal. Teologi Al-Maun yang di ajarkan oleh Kyai Dahlan dalam memberantas kemiskinan, kebodohan, dan kejumudan bahwa ajaran Islam tidak hanya teks yang dihafalkan, tapi Islam yang difahami dan dipraktekkan.
Pengentasan kemiskinan, kebodohan, kesehatan yang minim kejumudan dilakukan kepada semua orang tanpa terbatasi oleh sekat agama, suku bangsa, bahasa, serta warna kulit.
“Gerakan Aisyiyah dalam berbagai bidang memberikan kontribusi yang nyata untuk membangun bangsa yang bermartabat,” terangnya.
“Sekali lagi saya mengajak kita semua wabil khusus Aisyiyah mari kita senantiasa bergandeng tangan saling support demi Papua Barat yang kita cintai,” harapnya.
Acara turut dihadiri oleh sesepuh Asiyiyah Papua Barat, sejumlah organisasi perempuan dan mitra lainnya. Acara ini juga diwarnai dengan pelaksanaan screening kesehatan gratis penyakit tidak menular (PTM), pemberian cendera mata kepada sesepuh Aisyiyah, dan doorprize. [AND]