Sorong, TP – Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) tahun 2025 yang merupakan kerja sama antara Bank Indonesia (BI) Papua Barat dengan Komando Armada (Koarmada) III Sorong resmi diberangkatkan menuju daerah 3T, Selasa (8/7/2025). Perjalanan Tim ERB dilepas dari Dermaga Lantamal XIV Sorong menggunakan armada KRI Tatihu-853, yang merupakan salah satu ujung tombak TNI AL dalam menjaga kedaulatan perairan nasional.
Dalam ekspedisi kali ini, tim akan melaksanakan perjalanan selama 8 hari sejak tangal 8-15 Juli 2025 dengan membawa uang rupiah layak edar senilai Rp 10,4 miliar. Adapun 6 lokasi Kabupaten Kaimana, Pulau Namatota, Pulau Arguni, Pulau Yellu, Pulau Mansuar, Pulau Raam dan berakhir di Manokwari, dengan total jarak tempuh sejauh 1.087 NM.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua Barat, Setian mengatakan bahwa pendistribusian uang rupiah di wilayah 3T bukanlah tantangan mudah. Oleh sebab itu diperlukan kerjasama antar instansi, termasuk TNI AL.
Dikatakan, kegiatan ekspedisi rupiah berdaulat ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan uang Rupiah layak edar di masyarakat dengan jumlah dan pecahan uang Rupiah yang dibutuhkan. Selain menyediakan pelayanan penukaran uang Rupiah layak edar melalui kas keliling, ekspedisi ini juga membawa misi lain. Dimana masyarakat juga akan diberikan edukasi untuk lebih cinta, bangga dan paham rupiah sebagai mata uang sekaligus simbol negara.
“Kegiatan ini juga menjadi wujud nyata sinergi dan dedikasi Bank Indonesia dan TNI AL dalam menjaga kedaulatan NKRI dari sisi ekonomi. Masyarakat di pulau-pulau 3T akan mendapatkan akses terhadap uang pecahan layak edar, sekaligus diajak untuk mengenali ciri keaslian Rupiah dan pentingnya menjaga fisik uang Rupiah agar tetap dalam kondisi baik,” kata Setian kepada wartawan.
Sementara itu, Panglima Komando Armada III, melalui Kepala Staf Koarmada III, Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto, S.T., M.Si., mengatakan, pelaksanaan kegiatan ekspedisi rupiah merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Bank Indonesia dengan TNI AL tentang pendistribusian pengamanan dan pengawalan uang Rupiah antar Kantor Bank Indonesia maupun ke lokasi 3T.
“Sinergi antara TNI AL dan Bank Indonesia dalam menjaga kedaulatan NKRI dari sisi pertahanan dan ekonomi ini sangat penting. Dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, sinergi ini menjadi krusial guna memastikan kehadiran Rupiah sebagai alat pembayaran sah dan simbol kedaulatan negara di seluruh pelosok negeri,” ujar Singgih.

Dikatakan dalam sambutannya, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat wilayah 3T untuk mendapatkan uang yang layak edar. Melalui kegiatan ini TNI AL turut berkontribusi bersama Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan nilai rupiah.
“Bank Indonesia bertugas dan berkepentingan menjaga kedaulatan NKRI melalui pemenuhan kebutuhan rupiah yang layak edar di seluruh wilayah Indonesia. Sementara TNI AL memiliki sarana memadai untuk menjangkau seluruh wilayah perairan dan wilayah 3T yang ada di Indonesia,” terang Singgih.
Di samping itu, TNI Angkatan Laut juga berkepentingan dalam menjamin kelancaran roda pembangunan nasional di seluruh NKRI. Dimana salah satu bagian pentingnya adalah membangun kegiatan perekonomian berupa transaksi keuangan yang menggunakan mata uang Rupiah. Sehingga mata uang Rupiah menjadi tuan rumah tunggal dan berdaulat di seluruh wilayah Indonesia.
Ia juga menambahkan bahwa sejak 2012 hingga 2024, Bank Indonesia telah melaksanakan 127 kegiatan kas keliling 3T dan mengunjungi 655 pulau di seluruh Indonesia. Tahun ini, kegiatan ERB ditargetkan menjangkau 90 pulau di 18 provinsi. Kegiatan ERB Papua Barat dan Papua Barat Daya merupakan pelaksanaan ke-9 pada tahun 2025.
Ia menambahkan, guna menyukseskan perjalan dan misi Tim ERB, beberapa prosedur keamanan distribusi juga menjadi perhatian utama untuk diterapkan. Diantaranya pengamanan dan pengawalan uang rupiah, koordinasi lintas instansi, prosedur standar operasional (PSO) serta pemyiapan unsur pendukung lainya.
Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, S.Sos dalam sambutannya juga turut mengapresiasi sinergi yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan TNI AL. Dikatakan Kambu, dengan lebih dari 3.000 pulau di wilayah Papua Barat Daya, penyediaan uang Rupiah tidak hanya menjadi isu logistik, namun juga merupakan bagian dari menjaga kedaulatan dan mendorong kesejahteraan masyarakat melalui kelancaran transaksi ekonomi.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang cara merawat uang dan kewajiban menggunakan Rupiah dalam setiap transaksi, seraya mengimbau agar seluruh pihak turut mendukung keberlangsungan kegiatan ini.
Dari sisi nasional, Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Faris Budiawan, menjelaskan bahwa kegiatan ERB merupakan bentuk nyata dari pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Ia menggarisbawahi bahwa pengelolaan Rupiah bukan sekadar fungsi teknis, melainkan bagian dari bela negara.
“Rupiah tidak hanya alat transaksi, namun simbol kedaulatan dan identitas bangsa. Untuk itu, sinergi strategis antara BI dan TNI AL dalam menjaga keberadaan Rupiah di seluruh penjuru negeri merupakan bentuk bela negara tanpa senjata,” ungkap Faris.
Misi Tim ERB diharapkan tidak hanya membawa manfaat ekonomi berupa ketersediaan uang tunai, tetapi juga memperkuat wawasan kebangsaan masyarakat, membangun kesadaran akan pentingnya Rupiah, serta memperkuat sinergi antar-lembaga dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. Ke depan, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan pelayanan kas dan memperkuat edukasi tentang Rupiah di seluruh pelosok negeri. (CR24)