Manokwari, TP – Sejumlah pemilik lapak berjualan di areal Pasar Sanggeng, Manokwari memilih untuk bertahan karena belum mendapat ganti untung dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari. ini terkait peningkatan pasar tradisional Sanggeng menjadi pasar modern.
Koordinator pemilik lapak, H. Samsuddin menjelaskan, sejumlah pemilik lapak jualan di belakang Pos Wariori, dibangun beberapa tahun silam. Pembangunan itu setelah ada pelepasan adat dari 2 pemilik hak ulayat.
Dikatakannya, pembayaran pertama dilakukan terhadap Jaconius TDB Sorbu pada 2006 dan pembayaran kedua terhadap J.P. Rumfabe pada 2011. Pembayaran untuk pemilik hak ulayat untuk pelepasan adat juga ditandai dengan berita acara, tetapi sertifikatnya sampai sekarang belum dipegang pemilik bangunan.
“Waktu itu Bupati Manokwari, Pak Dominggus Mandacan dan Ketua LMA, Pak Barnabas, mereka tidak pernah permasalahkan kami kami membangun, bahkan mereka mendukung,” kata Samsuddin kepada Tabura Pos di Pasar Sanggeng, Kamis (24/7).
Salah satu pemilik bangunan, H. Bahtiar menambahkan, sebelumnya memang ada sosialisasi dari pemerintah ke pemilik lapak jualan dan bangunan di areal Pasar Sanggeng tentang rencana peningkatan pasar tradisional menjadi pasar modern.
Dikatakannya, sebagian pemilik lapak dan bangunan telah menandatangani berita acara ganti untung dan sudah mendapat pembayaran ganti untung dari Pemkab Manokwari.
Bahkan, kata dia, objek bangunan itu juga sudah dihitung tim appraisal dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk mendapatkan ganti untung.
Namun, lanjut dia, sampai sekarang lapak yang di belakang Pos Wariori, kurang lebih 20 bangunan, mulai lapak jualan kelontongan, cakar bongkar, tukang jahit dan lain sebagainya, belum mendapat kepastian terkait pembayaran ganti untung dari Pemkab.
Adapun sejumlah bangunan yang dibongkar memang karena pemiliknya telah mendapat pembayaran ganti untung, sedangkan sebagian pemilik lapak memilih bertahan dan belum meninggalkan lapaknya karena belum mendapat pembayaran ganti untung.
“Kami berharap pemerintah bisa segera bayar karena waktu itu ada pertemuan dan Bupati sendiri sampaikan kepada kami, kalau pemerintah tidak akan merugikan kita,” ujarnya.
Sementara Ketua Pasar Sanggeng, Hamka Ismail mengaku dilema, karena beberapa kali dihubungi pemilik lapak segera mengosongkan tempatnya, tetapi di sisi lain, pemilik lapak juga belum bisa meninggalkan tempatnya sebelum ada ganti untung.
“Beberapa pemilik lapak ini tinggal di sini. Kalau mereka kosongkan tempat, mereka mau tinggal di mana? Jadi saya juga bingung. Kami berharap segera ada solusi supaya masalah ini bisa selesai secepatnya,” tandas Hamka. [AND-R1]