Manokwari, TP – Sejumlah orangtua dan murid merasa trauma untuk mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) lantaran ada kasus dugaan keracunan makanan terhadap belasan pelajar di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Para orangtua dan murid yang awalnya sangat merespon baik program MBG dari Presiden, Prabowo Subianto, mulai merasa ragu dan was-was.
Untuk itulah, para orangtua yang menjadi korban meminta aparat kepolisian segera bertindak, melakukan penyelidikan, dan memeriksa para pihak atas dugaan keracunan makanan yang dialami belasan murid di SD 45 Arowi, usai menyantap MBG.
Salah satu orangtua murid, Hugo R. Prawar mengaku, anaknya dan beberapa anak yang lain sudah dipulangkan ke rumah masing-masing setelah kondisinya dipastikan membaik.
Namun, ungkap Prawar, mereka belum bisa masuk sekolah karena masih dalam masa pemulihan dan beberapa anak lainnya masih merasa lemas dan trauma.
Dijelaskannya, dugaan keracunan makanan yang dialami para pelajar ini terjadi setelah mereka menyantap MBG yang dibagikan. Setelah menyantap MBG, beberapa anak mengalami mual, muntah, pusing, dan lemas. Lanjutnya, orangtua yang mengetahui kejadian tersebut langsung membawa anaknya ke puskesmas terdekat dan ada yang dibawa ke RSUD Manokwari untuk mendapat penanganan medis.
“Kami sudah cek, itu diduga karena MBG. Makanan yang disajikan untuk anak-anak itu tidak layak. Kami ada foto dan videonya,” ungkap Prawar kepada Tabura Pos via ponselnya, Kamis (31/7/2025).
Dirinya berharap program MBG ini segera dievaluasi, sehingga kejadian serupa tidak terulang. Meski tidak ada korban jiwa, kata dia, kejadian ini tentu menjadi perhatian, karena menimbulkan trauma terhadap anak.
Prewar menambahkan, para orangtua saat ini akan melakukan berbagai upaya menyikapi kejadian itu dengan baik tanpa melakukan aksi yang merugikan, khususnya pihak sekolah.
Dirinya meminta aparat kepolisian tidak tinggal diam dan mengusut tuntas kejadian tersebut, memeriksa penyedia makanan, mulai dari SPPG, bagian gizi, kepala dapur, tim masak, dan tim penerima makanan.
“Permintaan kami orangtua, polisi jangan tinggal diam, segera lakukan pemeriksaan. Ini bahaya kalau dibiarkan, karena menyangkut kesehatan bisa membahayakan nyawa. Untuk penyedia makanan, kami belum tahu, tapi diduga di daerah Borobudur karena dia yang melayani di bagian Distrik Manokwari Timur,” jelas Prawar.
Secara terpisah, Kepala BPOM Manokwari, Agustince Werimon mengungkapkap, BPOM sudah merespon dugaan keracunan makanan dari program MBG di SD 45 Arowi, Manokwari.
Selain itu, jelasnya, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari pun sudah berkoordinasi dengan BPOM Manokwari.
Dikatakan Agustince Werimon, sampel makanan sudah diserahkan untuk diuji di laboratorium guna menyelidiki penyebab dugaan keracunan makanan yang dialami para pelajar tersebut.
“Sampel diambil untuk memastikan kualitas dan keamanan pangan yang disajikan dalam program MBG serta mengidentifikasi apakah ada kontaminasi yang menjadi penyebab keracunan,” terang Kepala BPOM yang dikonfirmasi Tabura Pos via WhatsApp, Kamis (31/7/2025).
Sedangkan Kasat Reskrim, Polresta Manokwari, AKP Raja P. Napitupulu mengatakan, pihaknya sudah merespon kejadian tersebut dengan turun langsung ke lapangan dan mengambil sampel makanan, seperti nasi, daging ayam, buah, dan sayur.
Dikatakan Napitupulu, beberapa sampel yang diamankan atau disita, sudah dikoordinasikan dengan Dinkes, selanjutnya diserahkan ke BPOM untuk dilakukan uji laboratorium.
Menurut Kasat Reskrim, penyidik sedang menunggu hasil pemeriksaan BPOM dan hasilnya kemungkinan akan keluar dalam waktu dekat.
“Keluarga memang ada malaporkan kejadian itu ke kami. Kalau terbukti akan dilakukan prosedur hukum. Untuk penyedia makanan sudah dilakukan klarifikasi. Intinya kita tunggu hasil uji laboratorium dari BPOM Manokwari,” harap Napitupulu kepada para wartawan di Polresta Manokwari, kemarin. [AND-R1]


















