Manokwari, TP – Sebanyak tujuh program strategis ditetapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029.
Ketujuh program strategis yang menjadi arah pembangunan Pemkab Manokwari 2025-2029, yaitu: Pertama, peningkatan kualitas SDM, termasuk pendidikan dan kesehatan gratis yang merata, pemberdayaan tenaga kerja lokal, serta perlindungan kelompok rentan dan pemuda.
Kedua, pembangunan infrastruktur dasar dan strategis di kawasan perkotaan maupun pedesaan untuk memperkuat konektivitas antarwilayah. Ketiga, reformasi tata kelola pemerintahan, dengan digitalisasi layanan publik dan peningkatan kinerja birokrasi.
Keempat, pptimalisasi potensi ekonomi daerah, melalui sektor pariwisata, pertambangan rakyat ramah lingkungan, UMKM, koperasi, BUMD dan Bumdes.
Kelima, pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana, melalui pemulihan hutan, ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah, dan sistem tanggap darurat.
Keenam, penguatan Otonomi Khusus (Otsus) Papua, dengan pendekatan afirmatif untuk kesejahteraan berkelanjutan Orang Asli Papua (OAP).
Ketujuh, penataan wilayah dan pemekaran daerah, termasuk rencana pembentukan Kabupaten Manokwari Barat dan pemindahan ibu kota kabupaten.
Ketujuh program strategis tersebut, dijabarkan Plt Sekda Manokwari, Yan Ayomi dalam konsultasi publik RPJMD 2025-2029, yang dilangsungkan di Sasana Karya Kantor Bupati Manokwari, Jumat (8/8/2025).
Ayomi menerangkan, RPJMD 2025-2029 sebagai pijakan strategis menuju visi Manokwari Emas yang diselaraskan dengan agenda nasional Indonesia Emas 2045.
“RPJMD 5 tahunan ini merupakan wujud tanggung jawab Manokwari. Pembangunan daerah harus dilakukan secara terencana, transparan, akuntabel, dan partisipatif untuk menjawab berbagai tantangan pembangunan ke depan,” jelasnya.
Ia menerangkan, penyusunan RPJMD Manokwari berpedoman pada Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 serta RPJPN yang memuat delapan misi utama Indonesia Emas 20245.
“Sebagai bentuk kontribusi lokal, Pemkab Manokwari mengusung misi Manokwari Emas 20245 dengan tekad menjadikan Manokwari sebagai pusat kebudayaan, pendidikan, dan aktivitas sosial yang terbuka dan terkemuka di Papua,” terangnya.
Diakuinya, pembangunan di Manokwari masih menghadapi sejumlah tantangan pencapaian tujuan pembangunan daerah yang menjadi perhatian serius, seperti tingginya angka kemiskinan, rendahnya daya saing SDM, ketimpangan infrastruktur, degradasi lingkungan, serta belum optimalnya pengelolaan dana Otsus.
Untuk itu, guna menjawab tantangan tersebut, kata Sekda, Pemkab Manokwari menyusun RPJMD 2025-2029 dengan pendekatan tematik, holistik, integratif, dan spasial.
“Artinya, perencanaan pembangunan dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu dengan mempertimbangkan keterkaitan antar sektor dan wilayah,” tukasnya.
RPJMD 2025-2029 diharapkan menjadi panduan pembangunan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan adaptif terhadap dinamika global. [SDR-R4]