Manokwari, TP – Papua Barat merupakan daerah masuknya seluruh agama-agama samawi di Tanah Papua, baik Islam, Kristen Protestan maupun Katolik semua ada di wilayah Papua Barat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat, Ali Baham Temongmere mengatakan, tentunya kedepan hal ini menjadi kekuatan dan modal dasar harmonisasi kehidupan masyarakat di Papua Barat.
“Tentunya, hal ini kita harus syukuri, karena cikal bakal peradaban di Tanah Papua dari sisi agama dimulai dari Papua Barat,” kata Temongmere kepada wartawan di Kantor Gubernur Papua Barat, Senin (11/8/2025).
Dikatakan Temongmere, dari sisi ekonomi, situs-situs peradaban keagamaan di Tanah Papua ini dapat dijadikan sebagai asset spiritual bagi daerah untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Dijelaskan Temongmere, beberapa bulan kedepan, atau tapatnya 25 Oktober 2025 akan dilangsungkan perayaan 100 tahun peradaban Tanah Papua di Kabupaten Teluk Wondama. Kemarin, 5 Februari HUT Pekabaran Injil sudah dilakukan di Mansinam, Manokwari.
Sedangkan, lanjut dia, pada 22 Mei1894 umat Katolik merayakan awal penyebaran agama Katolik yang dibawa oleh seorang misionaris bernama Pastor Le Cocq d’Armandvile, SJ di Kampung Sekru, Distrik Pariwari, Kabupaten Fakfak.
“Nah, kemarin, kita baru saja rayakan 665 tahun masuknya Islam ke Tanah Papua melalui Kampung Gar Tuare, Teluk Patipi, Kabupaten Fakfak, 8 Agustus 1360 masehi,” ujar Temongmere.
Menurutnya, ini bukan perlombaan siapa yang duluan dan siapa belakangan, bukan. Tetapi, perlu diangkat hal-hal yang objektif berdasarkan data-data yang ada.
Sehingga, lanjut dia, bukan saja Tanah Papua, Indonesia tetapi dunia mengetahui bahwa, ternyata hubungan keluar daerah bahkan dengan daerah-daerah besar di Indonesia sudah terjadi ratusan tahun yang lalu.
“Ketika hari ini, kita mau bangkit dan maju, tentunya kita sudah maju duluan seperti matahari yang terbit duluan,” tandas Temongmere. [FSM-R5]