• Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Senin, Agustus 18, 2025
  • Login
Tabura Pos - Akurat dan Cerdas
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA
No Result
View All Result
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA
No Result
View All Result
Tabura Pos - Akurat dan Cerdas
No Result
View All Result
Home PAPUA BARAT

Mariance Kaliele Kaji Ekologis, Struktur dan Genetik dari Ikan Hias Rainbow Arfakensis

AdminTabura by AdminTabura
15/08/2025
in PAPUA BARAT
0
Mariance Kaliele Kaji Ekologis, Struktur dan Genetik dari Ikan Hias Rainbow Arfakensis
0
SHARES
17
VIEWS
Share on FacebookShare on Whatsapp

Manokwari, TP – Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Papua (Unipa), Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan, Mariance Y. Kaliele gelar Seminar Deseminasi terkait Kajian Strategi Pengelolaan Ikan Pelangi Arfak Berdasarkan Aspek Ekologis, Struktur Komunitas dan genetic Ikan Pelangi di Perairan Tawar Kebar.

Co Promotor II, Doktor Selvi Tebay menjelaskan, deseminasi ini berkaitan keberadaan ikan hias Rainbow Arfakensis atau melanotaenia Arfakensis Adalah ikan entimik Arfak yang dijumpai diperairan Sungai-sungai yang ada di Arfak.

Dikatakan Tebay, penyebaran Raibow Arfakensis ini tidak hanya di dua Sungai yang dilakukan penelitian oleh mahasiswanya di Kebar. Tetapi, ikan Rainbow Arfakensis ini juga dijumpai di sungai-sungai yang ada di Tanah Papua.

“Rainbow Arfakensis ini terdistribusi di perairan Sungai seperti di Danau Sentani, Merauke, Mimika, Danau Yamor di Nabire, Sungai-sungai di Sorong Selatan, Tambrauw tetapi juga Manokwari,” kata Tebay kepada wartawan usai menguji mahasiswanya, di Arfai Perkantoran, Jumat (15/8/2025).

Sebelum adanya ikan introduksi, kata Tebay, dari penelitian dahulu mengungkapkan, masyarakat juga mengkonsumsi Rainbow Arfakensis ini. Tetapi, setelah masuknya ikan introduksi masyarakat beralih mengkonsumsi ikan-ikan tersebut.

Menurutnya, Rainbow Arfakensis ini penting untuk dikonservasi sebab keberadaannya bukan saja penting, karena ekologi Rainbow Arfakensis ini menyempurnakan rantai makanan disuatu perairan.

“Sudah dibuktikan bahwa, ikan ini menjadi bioindikator dari sebuah perairan. Dari aspek lain yang belum didalami peneliti adalah manfaat ekonomi ikan ini. Tapi, disetiap daerah berbeda-beda warnanya, ikan hias ini bervariasi, tetapi usaha ikan bisnis di Papua belum tumbuh. Pada Hal Rainbow Arfakensis ini dapat diperdagangkan sebagai ikan hias,” ujar Tebay.

Dirinya berharap, kedepan masyarakat dapat memahami bahwa, ikan ini tidak hanya bernilai secara ekologi tetapi juga bernilai secara ekonomi.

Dalam menyelesaikan ancaman ekosisten dari Rainbow Arfakensis ini, lanjut dia, dapat dilakukan budidaya skala laboratorium. Kemudian, ketika berhasil dibudidaya dapat dikembalikan ke habitatnya, ini juga menjadi pekerjaan dari perguruan tinggi dan badan riset daerah.

“Kalau saya lihat, ibu Mariance memahami betul apa yang dikajinya, karena mulai dari S1 dan S2 dia tekun dibidang ini dan di program doktor dia hanya menambahkan beberapa para meter saja. Jadi peran pembimbingan tidak terlalu banyak, karena dia pahami begitu banyak,” tandas Tebay.

Di lain pihak, Sekretaris BRIDA Papua Barat, Erens Ngabalin mengatakan, dari deseminasi ini menjadi gambaran yang baik bagi para pihak bahwa, ini Adalah sebuah langkah maju.Dikatakannya, perlu ada kerjasama yang baik antara Brida dan lembaga pendidikan tinggi di Papua Barat.

Sehingga, hal-hal baru yang hari ini temukan dipublikasikan secara luas. “Dari presentasi yang dilakukan Ibu Mariance Adalah temuan spesies baru yakni, ikan endemic yang berada di tanah Arfak, Manokwari Papua Barat,” terang Ngabalin kepada wartawan usai menghadiri deseminasi.

Dirinya berharap, hal-hal baru seperti ini dapat terud didorong oleh Unipa, karena Papua diibaratkan seperti surgai kecil yang jatuh ke bumi. “Kami yakin masih banyak potensi yang belum digali seperti tadi, kita baru tahu ada ikan endemic Arfak atau disebut Ikan Rainbow Arfakensis,” tandas Ngabalin.[FSM]

Previous Post

Dua Atlet Pertina Sumbang Medali Emas dan Perunggu untuk Kabupaten Mansel

Next Post

Samdhana Institute Bersama Dinas Kehutanan Laksanakan kick off LEMTARA di Papua Barat

Next Post
Samdhana Institute Bersama Dinas Kehutanan Laksanakan kick off LEMTARA di Papua Barat

Samdhana Institute Bersama Dinas Kehutanan Laksanakan kick off LEMTARA di Papua Barat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTORIAL ASTON

iklan

Browse by Category

  • BINTUNI
  • BUDAYA & PARIWISATA
  • DAERAH
  • DIKKES
  • EKBIS
  • HUKUM & KRIMINAL
  • KABAR PAPUA
  • KAIMANA
  • KESEHATAN
  • LINTAS NUSANTARA
  • LINTAS PAPUA
  • MANOKWARI
  • MANSEL
  • NASIONAL
  • News
  • PAPUA BARAT
  • PAPUA BARAT DAYA
  • PARLEMENTARIA
  • PEGAF
  • PENDIDIKAN
  • POLHUKRIM
  • Post
  • TELUK WONDAMA
  • Uncategorized
  • VIDEO

© 2022 TABURAPOS - Akurat dan Cerdas.

No Result
View All Result
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA

© 2022 TABURAPOS - Akurat dan Cerdas.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!