Manokwari, TP – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari mencatat ada sebanyak 7.642 orang yang menjalani tes HIV selama periode Januari sampai September 2025. Hasilnya, tercatat sebanyak 477 orang positif mengidap HIV.
Penanggung Jawab Program HIV pada Dinkes Kabupaten Manokwari, Everdina Yuliana Wanggai mengatakan, dari 477 kasus positif tersebut, didominasi oleh kelompok usia produktif antara 15 sampai 34 tahun dengan jumlah sebanyak 255 kasus.
Dengan rincian; usia 15-19 tahun sebanyak 29 kasus, usia 20-24 tahun sebanyak 58 kasus, usia 25-29 tahun sebanyak 111 kasus, dan usia 30-34 tahun sebanyak 57 kasus.
“Jadi untuk usia produktif mulai 15-34 tahun yang dinyatakan positif itu terdapat 255 dari total 477 kasus. Itu data yang masuk sampai hari ini di aplikasi kami,” kata Everdina kepada Tabura Pos di RS Tk. III J.A Dimara, Brawijaya, Manokwari, Kamis (25/09).
Everdina mengungkapkan, berbagai upaya sudah dilakukan untuk menekan penyebaran kasus HI. Diantaranya dengan menyediakan 17 layanan perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari.
Dikatakannya, untuk obat yang tersedia saat ini dilayanan adalah obat Antiretroviral (ARV). Obat ini dianggap menjadi solusi utama untuk menekan virus HIV.
Karena dengan terapi mengkonsumsi ARV yang rutin, jumlah virus HIV dalam tubuh seseorang dapat ditekan hingga tidak terdeteksi, yang secara signifikan mengurangi risiko penularan.
“Kalau ada kasus di PDP bisa langsung ke layanan PDP sesuai KTP untuk mendapatkan penanganan dan penobatan ARV yang tersedia,” terangnya.
Ia menambahkan, upaya lain yang dilakukan yakni memberikan edukasi dan sosialisasi pencegahan HIV yang gencar dilakukan oleh tim melalui 22 layanan tes, yang terdiri dari 16 puskesmas dan 6 rumah sakit.
“Di dalam tim itu ada tim khusus yang untuk mengedukasi wilayah setempat. Untuk anak sekolah,” tukasnya.
Menurut Everdina, dari Dinkes Kabupaten Manokwari juga melakukan advokasi ke sekolah-sekolah, dan sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam menjalin kerja sama dan jejaring untuk edukasi.
Ia membeberkan, berdasarkan identifikasi bahwa faktor utama penularan HIV disebabkan dari hubungan heteroseksual. Namun ada juga kasus pemerkosaan, dan penularan dari orang tua.
“Jadi kita juga tidak boleh memberikan stigma negatif kita tidak boleh mengintervensi bahwa mereka yang positif HIV ini karena memiliki kepribadian buruk,” tegasnya.
Everdina mengimbau seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam menanggulangi penyebaran HIV dengan melakukan tes kesehatan.
Bagi warga yang dinyatakan positif, pihaknya memastikan warga tersebut akan mendapatkan pengobatan ARV yang tersedia secara gratis.
“Waktunya tidak lama, hanya 25 menit, hanya di jari, kemudian kita bisa tahu status HIV-nya. Tes lebih dini itu lebih baik, karena jika memang dinyatakan positif bisa segera ditangani juga dengan cepat. Jangan anggap remeh, bagi warga yang dinyatakan positif HIV jangan khawatir, segera ke tempat pelayanan nanti diberikan obat ARV gratis,” imbuhnya.
Everdina juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat tentang konsep pencegahan HIV yang mencakup enam prinsip yakni, abstinensi atau puasa seks, setia pada pasangan, penggunaan kondom jika tidak setia, edukasi, sunat yang terbukti dapat mengurangi risiko penularan, serta menolak penggunaan jarum suntik.
“Tapi di Manokwari belum ada kasus ditemukan penularan melalui jarum. Jadi dari data ini menunjukkan bahwa aktivitas seksual sudah dimulai pada usia dini, sehingga pendidikan kesehatan reproduksi menjadi sangat penting,” pungkasnya. [AND-R4]