Manokwari, TP – Ketua Sahabat Polisi Indonesia (SPI) Kabupaten Manokwari, Anton Worabay mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan Program Makanan Bergizi (MBG) di wilayahnya.
Hal ini penting mengingat belum ada keterangan resmi dan tindaklanjut dari penanganan kasus dugaan keracunan makanan MBG di salah satu Sekolah Dasar (SD) di daerah Arowi beberapa waktu lalu.
Anton Worabay menegaskan bahwa program MBG yang merupakan kebijakan pusat adalah program yang baik. Namun, tanpa pengawasan yang ketat di tingkat daerah program tersebut justru berpotensi menimbulkan efek negatif yang besar.
Pengawasan terhadap pelaksanaaan program ini sangat penting karena hal ini menyangkut kesehatan anak-anak.
“Pengawasan sangat penting karena ini menyangkut masalah kesehatan anak-anak. Apalagi pasca kejadian di SD Arowi beberapa waktu lalu sampai saat ini belum ada statement dari pemerintah mengenai kejadian tersebut dan tindak lanjutnya seperti apa,” kata Anthon kepada Tabura Pos di Swiss-Belhotel Manokwari, Senin (06/10).
Anthon menerangkan bahwa meskipun program ini merupakan kebijakan Presiden, Pemerintah Daerah tidak boleh tinggal diam karena penerima manfaat program tersebut berada di daerah, sehingga daerah juga harus terlibat aktif dalam mengawasi pelaksanaannya.
“Daerah harus terlibat dengan melakukan pengawasan. Harus ada tim untuk mengawasi program ini agar berjalan dengan baik,” terangnya.
Anthon menekankan kepada pihak pelaksana program MBG agar tidak hanya berfokus pada penyediaan makan dan minum, tetapi juga harus melakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan anak-anak penerima manfaat.
“Untuk pelaksana program ini seharusnya tidak hanya berfokus pada penyediaan makan dan minum. Tetapi juga melakukan pemeriksaan berkala kepada anak-anak yang penerima manfaat program tersebut,” ujarnya.
Anthon menegaskan bahwa pemeriksaan berkala juga penting karena ada beberapa temuan di lapangan mengenai kualitas bahan makanan yang kurang baik, seperti buah-buahan sudah ada yang busuk atau tidak layak di makan.
“Jadi harus steril dan kualitas makanan itu juga harus diperhatikan jangan hanya mengejar target, tetapi kualitas makanan tidak diperhatikan dengan baik,” tegasnya.
“Pengawasan ini penting karena kita tahu sendiri sejak kejadin di SD Arowi sampai sekarang tidak jelas tindaklanjutnya kita tidak tahu siapa pihak yang bertanggung jawab, pelaksanana juga harus transparan perkembangan program MBG sejak diluncurkan ini seperti apa, kalau ada kekurangan evaluasinya seperti apa,” pungkasnya. [AND-R4]




















