Jakarta, TP – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua Barat menggelar Capacity Building terhadap 12 Wartawan dari Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya di Hotel Sari Pacific, Jakarta, Selasa (7-9/10/2025).
Pelaksanaan kegiatan dimaksud dalam rangka membangun kemitraan antara BI dan jurnalis guna peningkatan peran media massa dalam penyebarluasan informasi kebijakan bank sentral khususnya BI secara akurat kepada masyarakat.
Kepala Divisi Relasi Media Massa dan Opinion Maker, Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Dedy Irianto mengatakan, media massa memiliki peran penting dalam menyebarluasan informasi kebijakan ekonomi nasional.
Ia mengatakan, BI tidak mungkin hanya bersuara melalui websitenya, memang banyak orang yang berkunjung ke website BI hanya saja, lebih banyak informasi itu dibutuhkan oleh investor, pengamat, analisa, bank dan pihak terkait lainnya.
“Komunikasi antara BI dan jurnalis sangatlah penting. Kalau humas hubungannya hanya satu arah, sedangkan komunikasi ada dua arah, maka BI memandang pentingnya komunikasi bersama Jurnalis, karena mempunyai peran penting terhadap kebijakan-kebijakan bank sentral,” singkat Irianto saat membuka kegiatan tersebut.
Sementara itu, Deputi Kantor Perwakilan BI Papua Barat, Arif Rahadian menyampaikan apresiasi terhadap rekan-rekan jurnalis yang selama ini turun berkontribusi dalam menyebarluaskan informasi terhadap kebijakan moneter, sistem keuangan nasional maupun program inisiatif BI di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Efektifitas dari bank sentral dalam hal ini BI, kata Arif, sangat memerlukan peran media massa dalam membangun optimisme, kebijakam moneter maupun kebijakan BI terhadap keuangan nasional, sehingga dapat dipahami masyarakat lebih luas.
“Banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana operasional dari bank sentral. Tetapi, paling tidak pesan-pesan yang dapat direlease setiap bulan dapat diterjemahkan dalam bahasa jurnalistik agar lebih mudah dipahami masyarakat luas terutama terkait industrik keuangan,” kata Arif saat pembukaan kegiatan tersebut.
Menurutnya, perlu seni tersendiri untuk menulis dan menarasikan materi-materi terutama moneter, kebijakan BI yang dapat dikemas dalam bahasa yang sederhana, jernih dan mudah agar dapat pahami masyarakat luas.
Dirinya berharap, pelatihan ini dapat meningkatkan kapasitas untuk bagaimana menulis berita lebih bernilai dan berkualitas dari sebelumnya.
Sebab, lanjut dia, di era saat ini informasi begitu banyak dan sumber informasi ini dari media sosial atau media masa, karena satu sama lain bisa saling imput, dari media sosial bisa jadi berita, dari berita bisa menjadi media sosial.
Usai pembukaan ini, dilanjutkan dengan materi strategi media massa dalam mengomunikasikan kebijakan bank Indonesia. Kemudian, dilanjutkan dengan materi II, pemanfaatan AI dalam penyusunan berita dan materi terakhir penulisan berita, tandas Arif. [FSM-R2]




















