Manokwari, TP – Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Manokwari berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat untuk mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2025.
Kolaborasi antar perbankan dengan Pemprov ini dalam rangka mengatasi permasalahan administrasi yang dialami oleh para pelaku UMKM saat mengajukan KUR.
Kepala Cabang BRI Manokwari, Pradipta Dodi Nugroho mengatakan, peluncuran satu dari tiga program unggulan Pemprov yaitu Papua Barat Produktif berdampak positif terhadap upaya mengakselerasi penyaluran KUR bagi pelaku UMKM.
Dikatakan Pradipta, di tahun 2025 pihaknya menargetkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) bagi pelaku UMKM melalui tiga kantor cabang di wilayah Provinsi Papua Barat sebanyak Rp. 313,72 miliar.
Realisasi penyaluran KUR, kata dia, akan disalurkan kepada 2.842 debitur dan hingga 17 Oktober 2025 baru mencapai Rp147,77 miliar.
“Tiga kantor cabang BRI di Papua Barat yakni, BRI Manokwari, BRI Teluk Bintuni dan BRI Fakfak,” kata Pradipta kepada wartawan Arfai Perkantoran, Selasa (21/10/2025).
Ia mengklaim, perbankan berkomitmen mendukung pengembangan UMKM. Tetapi, terdapat sejumlah kendala karena sebagian besar pelaku usaha belum memahami syarat administrasi penyaluran KUR.
“UMKM juga kurang memahami pengelolaan usaha yang baik, ada riwayat kredit macet, dan sebagian takut ajukan kredit,” ujarnya.
Menurut Pradipta, tidak hanya itu, perubahan skema dan ketentuan dalam penyaluran KUR yang semakin diperketat turut berkontribusi terhadap penurunan realisasi di tahun ini.
Skema yang dimaksud, jelas dia, diatur dalam Permenko Perekonomian Nomor 7 Tahun 2025, sehingga mengakibatkan banyak debitur UMKM beralih menggunakan pinjaman online yang dinilai lebih cepat.
“Regulasi penyaluran KUR yang baru semakin ketat, ditambah maraknya pinjaman online yang menyebabkan nasabah ambil jalan cepat yang berisiko,” ujarnya.
Berdasarkan data sistem informasi kredit program (SIKP), realisasi penyaluran KUR oleh BRI di Papua Barat pada Januari-Mei 2025 hanya Rp129,93 miliar dengan jumlah 1.973 debitur.
“Kalau dibandingkan dengan Januari-Mei tahun 2024 terjadi penurunan 19,13 persen. Semoga ke depannya, segala kendala bisa teratasi,” pungkas Pradipta. [FSM-R2]