Ransiki, TP – Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan (Pemkab Mansel) bersama pemilik hak ulayat menggelar prosesi upacara adat pembukaan lahan Sekolah Rakyat, di Kampung Sabri, Distrik Ransiki, Mansel, Kamis (30/10) pagi.
Prosesi adat dilakukan mengawali pekerjaan leand clearing (pembersihan lokasi) di atas lahan seluas 10 hektare yang dipersiapkan Pemerintah Daerah sebagai lokasi pembangunan Sekolah Rakyat.
Prosesi adat di tandai dengan pemotongan dan penguburan Kepala Babi oleh tua-tua adat yakni, Toni Inggedwei, Kaleb Indou, Samuel Inggedwei, Martinus Inggedwei, Mirta Inggedwei, Santi Inggedwei, Oto Mandacan, Semi Mandacan, Agustina Inggedwei, Salomina Indou, Barini Inggedwei, Tomas Manam dan Yosi Inggedwei.
Prosesi dilanjutkan dengan menggerakkan ekskavator oleh Bupati Mansel, Bernard Mandacan, S.IP, bersama Wakil Bupati Mansel, Mezak Inyomusi, SE, M.Si, serta Forkopimda dan tokoh adat setempat.
Bupati Mansel, Bernard Mandacan, S.IP, menyampaikan prosesi adat ini merupakan proses awal untuk membebaskan lahan dari pemilik hak ulayat, keluarga besar Inggedwei untuk dialihfungsikan sebagai lokasi Sekolah Rakyat.
“Kita harus berbangga dengan gebrakan Presiden Prabowo Subianto, karena sudah menghadirkan sekolah gratis bagi anak Indonesia, lebih khusus anak-anak di Manokwari Selatan,” ucap Bupati Mansel.
Untuk itu, dia meminta, dukungan semua stakeholder dan seluruh lapisan masyarakat agar dapat mendukung program Pemerintah Pusat, karena merupakan kebijakan Nasional.
“Kalau hari ini kita tidak siap, kita harus tunggu lagi tahun yang akan datang, maka Itu Pemerintah Daerah jemput bola, kalau kita bergerak lambat, orang lain akan ambil,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kebijakannya sebagai Kepala Daerah untuk menjemput program Pemerintah Pusat, semata-mata demi masa depan generasi muda Mansel dan anak cucu di atas tanah ini.
Menurut Bupati Mansel, dalam urusan ini, Pemerintah Daerah hanya menyiapkan lahan, tahapan selanjutnya Pemerintah Pusat yang akan membangun infrastruktur dan sarana-prasarana pendukung.
Pada kesempatan itu, dia berpesan, secara khusus kepada Keluarga Besar Inggedwei, Indou dan Mandacan, supaya sama-sama mendukung proses ini dan proses pembangunan Sekolah Rakyat yang akan dilaksanakan di Kampung Sabri.
“Kepela kampung dan masyarakat disini harus membantu pemerintah untuk mendukung pembangunan Sekolah Rakyat disini, dengan harapan tidak ada halangan dan tidak ada hambatan, tetapi masyarakat ikut andil untuk menjaga keamanan di tempat ini, selama proses pembangunan berjalan, karena kelak anak-anak kita yang akan menikmati fasilitas yang dibangun di sini,” pinta Bupati Mansel.
Dia menuturkan, dulu masyarakat ngotot kepada pemerintah supaya bisa menghadirkan Kabupaten di sini dengan melakukan pemalangan dan pembakaran ban di jalan, sekarang Kabupaten ini sudah ada, maka harus ada sesuatu yang dikorbankan demi pembangunan.
“Jadi kalau besok ekskavator lari tabrak mangga, jambu dan tanaman, kita harus rela, karena kita sudah kasi tanah untuk Kabupaten hadir di disini, maka kita harus manfaatkan peluang dengan baik,” tambah dia.
Dirinya menaruh harapan besar, pembangunan Sekolah Rakyat di Kabupaten Mansel ini supaya anak cucu bisa bersekolah dan kelak bisa menjadi tuan dan nyonya di atas tanah sendiri.
Berdasarkan Desain Prototipe Sekolah Rakyat, digambarkan bahwa infrastruktur dan fasilitas yang akan dibangun, antara lain Gedung SD 2 lantai untuk 18 ruang kelas, Gedung SMP 2 lantai untuk 9 ruang kelas, dan Gedung SMA 2 lantai untuk 9 ruang kelas.
Terdapat pula Laboratorium, perpustakaan, Asrama putra-putri untuk masing-masing jenjang, Rumah ibadah, Gedung serbaguna, kantin, klinik kesehatan, dan fasilitas olahraga yang terdiri dari 3 Lapangan Badminton, 1 Lapangan Basket, serta 1 Lapangan Mini SSoccer dan Joging track.
Bakal dibangun pula kolam renang, Green house dan Batanical garden, serta pusat kegiatan ekonomi masyarakat dan UMKM.
Desain Prototipe Sekolah Rakyat mengedepankan, memprioritaskanya penciptaan ruang yang sehat dan nyaman yang berkontribusi pada peningkatan kesehatan, kenyamanan dan produktivitas siswa dan guru. Mempertimbangkan faktor-faktor keberlanjutan, efisieni energi, dan kemampuan beradaptasi untuk memastikan bahwa bangunan nyaman, aman, terjamin dan sehat bagi guru dan siswa.
Kemudian, mempertimbangkan integrasi teknologi untuk mendukung praktik pendidikan yang inovatif, dapat berkontribusi untuk menciptakan pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang lebih dinamis dan demokratis, selaras dengan kebijakan dan praktik pendidikan yang berkembang. [BOM-R2]

















