Manokwari, TABURAPOS.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat kini tengah berupaya memaksimalkan potensi yang ada dalam rangka menciptakan peluang investasi guna menarik minat investor masuk ke wilayah Papua Barat.
Kepala Bidang Promosi Penanaman Modal, Dinas Penananam Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Papua Barat, Agustinus Dapa Doda mengatakan, untuk memaksimalkan potensi yang ada, pihaknya akan memulai dari Ibukota Provinsi Papua Barat, Manokwari.
Dikatakan Dapa Doda, Manokwari sebagai ibukota Provinsi Papua Barat akan dijadikan sebagai cermin bagi kabupaten lainnya di Papua Barat. Sebab, jika ibu kotanya lambat, maka kabupaten lainnya akan ikut melambat.
Menurutnya, Manokwari kental dengan potensi sektor jasa dan sesuai RTRW Manokwari direncanakan pembangunan sektor jasa ditawarkan ke arah Sidey.
Namun, jika dalam jangka pendek Sidey membutuhkan infrastruktur yang banyak, sehingga dimungkinkan dapat dikembangkan jangka menengah dan jangka panjang.
“Misalnya, kita infrastruktur disana sudah bagus dan ada beberapa tempat yang menarik sepanjang jalan Sidey, maka Sidey bisa dijadikan sebagai paket sektor jasa yang menarik. Tapi, kalau wisatawan hanya butuh waktu 30 menit atau 1 jam, maka Sidey bukan pilihan yang tepat,” terangnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan berdiskusi dengan Kabupaten Manokwari agar daerah Pantai Utara (Pantura) menjadi salah satu alternatif, seperti di Pantai Petrus Kafiar yang memiliki beberapa tempat yang menarik.
“Tempat ini bisa dikelola oleh investor dengan bantuan masyarakat pemilik hak ulayat dalam hal menawarkan sector jasa seperti perhotelan, resort yang kental dengan alam sehingga tidak terkesan nuansa kota, kalau kota ada Aston Niu dan Swissbel,” jelas Dapa Doda.
Menurutnya, Papua sangatlah identik dengan alam. Sebab, dengan sektor jasa ini, tidak merusak alam yang ada. “Karena tamu-tamu dari kota pastinya membutuhkan tempat yang nyaman dan aman serta kental dengan alam, maka perlu ada alternatifnya,” terangnya.
Disamping itu, tambah dia, kedepan pihaknya akan menggerakan sektor perikanan dengan membangun salah satu sentral perikanan di Manokwari.
“Dari kajiannya sudah ada di Pantura. Kenapa Pantura, karena di Manokwari ini ada ketimpangan pembangunan wilayah, bagian selatan Manokwari terlalu kencang dan bagian utara kasihan. Kita lagi pikirkan untuk membangun sentra ekonomi disana supaya dapat menggerakan daerah Pantura,” ujarnya.
Ditambahkannya, pihaknya juga merencanakan pembangunan resort atau restoran di wilayah Gunung Botak karena sebagai tempat transit ke arah Teluk Bintuni, Pegunungan Arfak dan Teluk Wondama.
“Kalau kita bosan di Manokwari, kita bisa pergi kesana untuk melepas rasa bosan kita. Kalau tidak gunungan itu memberikan manfaat bagi masyarakat disekitar situ. Hal ini kalau berjalan, maka dampaknya kepada masyarakat yang ada disekitar Manokwari Selatan,” jelasnya.
Setelah gunung botak, lanjut dia, maka baru bergerak untuk menghidupkan daerah Teluk Cenderawasih yakni Kepulauan Ron. “Aksesnya akan enak, ketika orang tiba di Manokwari bisa lanjut ke Mansel dan tinggal menyeberang ke Pulau Ron, wisatawan akan jauh dari keramaian kota,” ujarnya.
Untuk itu dirinya berharap, ada dukungan dari masyarakat karena menjadi kebutuhan bagi orang-orang yang ada di Papua Barat.
“Kalau pun ada pergerakan di Pulau Ron, maka yang merasakan dampak duluan adalah masyarakat pemilik hak ulayat. Pemerintah hanya mendapatkan sebagian kecil dari itu, bagaimana caranya, marilah memberikan lahan sebagai sampel agar dapat diolah. Kalau lahan itu tidak dikelola dengan baik, maka saya yakin untuk bertahan hidup sehari-hari akan menjadi masalah, kita bisa melihat contoh di Bali,” tandas Dapa Doda. [FSM-R3]