Momiwaren, TP – Pangdam XVIII Kasuari, Mayjend TNI, Gabriel Lema, memimpin Upacara Penutupan Pendidikan pertama Tamtama TNI-AD Gelombang II (OV) dan Otsus T.A 2022, yang sudah berlangsung selama 5 bulan di Rindam XVIII Kasuari, Momiwaren, Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), Jumat (14/4).
Pangdam XVIII Kasuari, Mayjend TNI, Gabriel Lema mengatakan, penutupan pendidikan menjadi titik awal perjalanan hidup dan karir pengabdian sebagai prajurit TNI-AD, yang dapat dijadikan sebagai sumber motivasi dalam bertugas nantinya.
Keberhasilan dalam pendidikan hanya dapat diraih oleh prajurit yang memiliki disiplin, semangat tinggi dan mental baja disertai fisik yang prima sehingga mampu menjadi seorang prajurit.
Acara pelantikan ini, lanjut dia, sekaligus menjadi peristiwa penting dan bersejarah serta patut disyukuri bagi mantan prajurit siswa, karena telah mengalami perubahan status dari sipil menjadi militer dan menjadi bagian dari prajurit TNI-AD yang harus siap mengabdi bagi Bangsa dan Negara.

“Mulai saat ini secara langsung atau tidak langsung, kalian harus taat dan patuh terhadap semua peraturan, tata tertib dan aturan yang melekat pada seorang prajurit TNI-AD, kalian telah terikat dan diikat oleh disiplin militer, hidup dan kehidupan kalian senantiasa diatur oleh norma-norma dalam lingkungan TNI-AD, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit serta 8 Wajib TNI-AD,” tegas Lema.
Oleh karena itu, prajurit TNI-AD diharuskan berpegang teguh pada norma-norma tersebut dan jadilah prajurit yang selalu berbuat terbaik, berani, jujur dan iklas berjiwa kesatria dan dapat diandalkan sebagai Bhayangkari Negara dan Bangsa.
Lema mengungkapkan, penyelenggaraan pendidikan Tamtama TNI-AD secara umum sudah berlangsung tertib, aman dan lancar sesuai rencana kurikulum pendidikan, sehingga diharapkan tujuan pendidikan untuk membentuk prajurit siswa Diktama TNI-AD dapat terpenuhi sesuai standard yang diharapkan.
“Lima bulan kalian digembleng dan dibekali pelatih dan pengajar dalam Candrawimuka Rindam XVIII Kasuari dengan berbagai materi dasar keprajuritan yakni pengetahuan dasar militer, keterampilan keprajuritan dan mental kejuangan, agar kalian dapat menjadi prajurit TNI-AD yang tanggap, tanggon dan trengginas,” pesan dia.
Lema juga berpesan, agar para prajurit menguatkan niat dan tekad untuk menjadi prajurit TNI-AD yang selalu mencintai dan dicintai rakyat, hindari sikap dan perilaku yang dapat merugikan dan menyakiti hati rakyat serta merusak citra TNI-AD. “Prajurit adalah anak Negara yang bertugas menjaga kedaulatan NKRI, tidak menjadi prajurit yang cengeng tetapi menjadi prajurit yang tangguh dan tahan uji dan bersedia ditempatkan dimana saja. Hindari pelanggaran hukum dan disiplin, tetap jaga pola hidup sehat dan bersih, pelihara kondisi fisik dan olahraga untuk menunjang pendidikan berikutnya,” pesan Lema.

Usai memimpin pacara penutupan Diktama, XVIII Kasuari, Mayjend TNI, Gabriel Lema saat ditemui para wartawan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan karena Kodam XVIII Kasuari melalui Rindam XVIII Kasuari telah melantik 460 prajurit TNI-AD dengan pangkat prajurit dua atau prada, yang direkrut melalui tahapan seleksi calon prajurit TNI-AD, regular atau program Otsus.
Menurutnya, lahirnya prajurit melalui jalur Otsuss sebagai wujud Cinta NKRI yang begitu besar. Yang mana, Papua juga menjadi satu kesatuan dan NKRI dan anak-anak Papua yang telah menjadi prajurit TNI-AD menjadi satu kesatuan dari Keluarga Besar TNI-AD.
Ia mengungkapkan, 460 prajurit TNI-AD yang telah dilantik di Ringdam XVIII Kasuari, selanjutnya akan melanjutkan pendidikan ke masing-masing kecabangan. Ada yang ke kecabangan Infrantri di Kodam XVIII Kasuari tetapi ada juga prajurit yang terpilih untuk melanjutkan pendidikan ke kecabangan di Pulau Jawa, Kota Bandung.

Para prajurit Tamtama TNI-AD yang telah dilantik juga diingatkan untuk menghargai jerih payah dan perjuangan keluaga dengan memegang teguh tugas pokok TNI-AD. Cinta dan tegakan kedaulatan NKRI, sayangi masyarakat dan yang paling penting adalah berjalan dengan kekuatan Iman. Karena hanya dengan kekuatan Iman, semua permasalahan kehidupan termasuk menjalankan tugas Negara dapat terselesaikan dengan baik.
“Setiap prajurit, cantolannya adalah Bangsa dan Negara, maka mulai dari cara berpikir, berucap dan bertindak, semuanya harus menunjukan koridor positive. Semua masyarakat dukung dan bantu prajurit TNI-AD dalam mewujudkan tugas-tugas Negara, karena tugas prajurit TNI-AD sangat berat. Kalau anak cuti atau libur ke rumah, ajak anak berdoa dan berikan nasehat yang baik. Bagi prajurit TNI-AD yang menyimpang dari norma dan aturan hidup, sanksi tegas baginya,” tutup Lema.[BOM-R3]