Manokwari, TABURAPOS.CO – Kapolres Pegunungan Arfak, Kompol Isaac K. Hosio membenarkan adanya video Bupati Pegaf, Yosias Saroy untuk mengklarifikasi videonya yang viral di media sosial (medsos), Sabtu (15/4).
Dalam video klarifikasi itu, Bupati didampingi Kapolres Pegaf dan Dandim 1812 Pegaf, menyampaikan permohonan maaf terhadap institusi TNI, Polri, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat, dan masyarakat terkait videonya yang viral, belum lama ini.
“Saya Bupati Pegaf ingin mengklarifikasi masalah atau berita yang viral di media sosial, baik media cetak dan elektronik di Papua Barat,” katanya dalam rekaman video tersebut.
Oleh sebab itu, ia menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya terhadap institusi TNI, Polri, Kapolri, Panglima TNI, Kapolda Papua Barat, Pangdam XVIII Kasuari, Kapolres dan Dandim 1812 Pegaf, Pemprov Papua Barat, serta semua masyarakat di Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Pegaf.
Dikatakan Saroy, waktu itu terjadi kesalahpahaman dan tidak ada niat menjatuhkan institusi TNI dan Polri yang selama ini menjadi mitra kerja. Ia mengaku saat itu tersulut emosi terhadap oknum anggota yang mengawal alat berat, karena tidak memakai truk tronton agar lebih aman dan tidak membuat jalan rusak, retak, dan pecah.
Sebab, untuk membangun jalan, Pegaf hanya menerima anggaran yang sedikit, mengingat jalan itu sudah selesai dibangun dan dirinya hanya ingin menjaga apa yang sudah ada.
Soal senjata yang digenggamnya, lanjut Bupati, bukan senjata rampasan atau sitaan dari kali, melainkan saat berada di jalan, Distrik Hingk.
Dirinya juga menyinggung soal berita yang keluar di media sosial, media cetak, elektronik, itu juga tidak seizinnya, siapa yang mengekspos berita itu sampai viral.
Menurut dia, kekesalan itu tidak luput sebagai manusia biasa yang tidak mampu mengontrol emosi, sehingga menyinggung institusi TNI-Polri.
Diungkapkan Bupati, kronologis kejadian yang viral itu, terjadi di Distrik Hingk, Selasa, 11 April 2023. Saat itu, dirinya keluar dari kediaman dengan tujuan ke Kantor Bupati Pegaf di Anggi.
Lanjut dia, sekitar 4-5 menit perjalanan dari kediaman, dia melihat ada alat berat excavator yang keluar dari jalan dan tidak memakai alas papan dan sebagainya. Untuk itu, ia turun dari mobil dan menegur, kemudian melihat ada oknum di dalamnya yang memakai pakaian preman.
“Pada saat dia turun, saya tanya, bapak anggota ka, karena saya melihat dia punya jaket? Dia menyangkal kalau dia bukan anggota, akhirnya saya jengkel dan marah di situ. Akhirnya, saya keluarkan kata-kata, tapi semua tidak sesuai dengan apa yang saya maksudkan di dalam perkataan yang viral di media sosial, media cetak dan elektronik yang sekarang ini viral yang menyinggung institusi TNI-Polri,” ungkapnya.
Ditegaskan Saroy, dirinya tidak bermaksud apa-apa, mungkin saat itu marah terhadap oknum anggota yang bersangkutan, bukan institusi yang dimaksudkan di situ. [*AND-R1]