Manokwari, TP – Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw gelar Rapat Koordinasi (Rakornis) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Fakfak dengan agenda penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di Fakfak, Selasa (18/4/2023).
Dalam Rakornis tersebut, Waterpauw mengatakan, pola pikire (mainset) masyarakat harus diubah secara baik, sehingga masyarakat tidak hanya berharap kepada pemerintah saja.
Menurut Waterpauw, perlu dilakukan pola orang tua asuh, karena pemprov sedang menyiapkan dananya. Namun, pemkab juga harus bergerak.
“Kemarin di Bintuni kita sudah deklarasi, saya menjadi orang tua asuh bagi lima orang anak stunting, maka kabupaten harus bentuk tim penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem dengan melibatkan stakeholder terkait,” pinta Waterpauw dalam pers riliase yang diterima Tabura Pos melalui whatsApp grup Jurnalis Papua Barat, Selasa (18/4/2023).
Sehingga, lanjut Waterpauw, penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem ditingkat kabupaten dapat berjalan maksimal, maka dirinya optimis berjalan tiga-empat bulan saja dua persoalan ini dapat diselesaikan.
Disamping itu, Pemkab Fakfak diminta menggerakan masyarakat guna memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayur-sayuran yang dapat memenuhi kebutuhan gizi generasi penerus, harap Waterpauw.
Dalam Rakornis itu, Kepala BkkBN Provinsi Papua Barat, Benyamin diberikan kesempatan guna memaparkan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem dari hilir terutama bagi anak-anak usia rejama.
“Langkah mengatasi stunting penting dilakukan dari hilir. Dimana, perlu kita berikan edukasi kepada kelompok sasaran dengan melibatkan semua unsur masyarakat, baik gereja, masjid,” singkat Benyamin.
BACA JUGA : https://taburapos.co/2023/04/20/sekda-bpkad-sebagai-opd-strategis-dengan-beban-kerja-sangat-berat/
Dalam pers release yang sama, Bupati Fakfak, Ismail Untung mengklaim, akan segara menindaklanjuti arahan Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw terutama terkait penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayahnya.
“Saya akan gelar rakor bersama kepala-kepala kampung guna membahas penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem. Karena fokusnya ada di kampung-kampung. Kita perlu penyamaan persepsi guna membahas persoalan ini,” tutup Untung. [FSM]