Manokwari, TABURAPOS.CO – Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama tengah merenovasi kembali sejumlah situs sejarah religi peradaban orang Papua. Renovasi dilakukan untuk menjadikan situs sejarah di Teluk Wondama sebagai potensi wisata religi di daerah tersebut.
Bupati Teluk Wondama, Hendrik S. Mambor mengatakan, batu peradaban orang Papua, Aitumeiri, di Miei, Wasior menjadi salah satu situs religi yang sepanjang tahun telah dikunjungi orang masyarakat dari Tanah Papua.
“Jadi di tahun 2018 lalu, kami sudah sepakat untuk meng-up nilai religi dari batu peradaban. Orang yang berkunjung ke batu peradaban hanya untuk berdoa, bukan untuk berekreasi, tapi datang untuk berdoa,” terang Mambor kepada wartawan di Aston Niu Hotel Manokwari, belum lama ini.
Tahun lalu, kata Mambor, beberapa situs religi sudah direnovasi kembali diantaranya, rumah I.S. Kijne yang tadinya tinggal tiang-tiang besi sudah dibangun kembali seluruhnya.
“Aula tempat makan dan belajar, dapur I.S.Kijne maupun asrama sudah kami renovasi. Sekarang tinggal gedung sekolah yang belum direnovasi,” ujar Mambor seraya menambahkan, tahun ini dengan APBD pihaknya akan membangun tempat pelindung batu peradaban.
Mambor menjelaskan, kondisi saat ini terdapat bangunan kecil yang melindungi batu peradaban orang Papua. Tapi, belajar dari pengalaman setiap kali ada kunjungan dilakukan dalam jumlah ratusan orang.
Sehingga, sambung dia, pihaknya merencanakan membangun satu bangunan dengan ukuran yang besar dan di dalamnya ada batu perabadan. “Jadi ketika ada kunjungan, dalam suasana panas atau hujan mereka merasa nyaman,” katanya.
Lebih lanjut, kata Mambor, kepala keluarga yang berdomisili di areal batu perdadan akan direlokasi. Tapi, sebelumnya pemerintah akan menyiapkan rumah yang layak huni dengan tipe 70 minimalis modern agar mereka tulus hati menerima dan keluar dari kawasan tersebut supaya dapat ditata dengan baik.
“Tahun lalu kita bangun dua unit rumah dan tahun ini kita rencana bangun empat unit bagi keluarga yang ada di areal tersebut. Seluruh situs religi akan kita renovasi kembali sebagai potensi wisata religi di Teluk Wondama,” terangnya.
Diceritakannya, natal pertama di Tanah Papua berlangsung di Pulau Roswar. Sehingga, pihaknya menetapkan tanggal 4 Mei sebagai hari Pekabaran Injil (PI) sama seperti 5 Februari di Manokwari.
“Jadi di Manokwari libur Fakultatif 5 Februari, kami di Wondama 4 Mei libur Fakultatif, kemarin sudah diperingati. Setelah bangun kami akan bentuk badan khusus untuk mengelola situs religi ini agar dapat berjalan maksimal kedepan,” kata Mambor.
Disinggung terkait dukungan pemprov atas wisata religi di Teluk Wondama, Mambor menjelaskan, pihaknya telah menunjukan desainnya dan gubernur memberikan dukungan bagi Teluk Wondama untuk pengembangan situs religi.
“Semua orang Papua menuliskan di atas batu ini saya menuliskan peradaban orang Papua, lalu Barang siapa bekerja dengan jujur, setia dan dengar-dengar itu dibuat oleh I.S. Kijne di Wondama. Bagi kami, situs sejarah religi disana bukan milik orang Wondama tapi milik semua orang di atas Tanah Papua,” tandas Mambor. [FSM-R3]