Manokwari, TABURAPOS.CO – Majelis Jemaat se-Klasis GKI Manokwari menggelar temu raya tahun 2023, berlangsung di Gereja Sion Sanggeng, Rabu (10/5).
Pembukaan temu raya turut dihadiri turut dihadiri Pj Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, Bupati Manokwari, Hermus Indou, Wakil Ketua II Badan Pekerja Sinode (BPS) GKI Tanah Papua, Pdt. Melkias G. Wutoy, anggota DPD RI, Filep Wamafma.
Ketua panitia, Yan C. Warinussy menyampaikan, Temu Raya Majelis Jemaat se Klasis GKI Manokwari tahun 2023, diikuti 1.989 orang jemaat dari 53 Jemaat Klasis se Manokwari, dan berlangsung sampai 12 Mei 2023.
Warinussy mengungkapkan, temu raya dilaksanakan sebagai bentuk pembaharuan pelayanan jemaat majelis se Klasis GKI Manokwari.
“Melalui temu raya ini menjadi kesaksikan tentang kebaikan Tuhan bagi pekerjaanNYA,” ujar Warinussy.
Bupati Manokwari, Hermus Indou mendukung temu raya yang diselenggarakan majelis jemaat se Klasis Manokwari.
Bupati menyebutkan, ada tiga hal penting yang tekah diberikan Tuhan, yaitu kehormatan, janji, dan berkat.
“Tuhan memberikan kehormatan, memberikan janji, dan memberikan berkat. Kita semua yang mendapatkan pekerjaan ini musti bersyukur karena dari sekian banyak orang, kitalah yang terpilih,” ujar Bupati.
Bupati menilai, apa yang dilakukan majelis jemaat se Klasis GKI Manokwari, sejalan dan mendukung pemerintah, karena permasalahan yang dihadapi pemerintah sangat kompleks, dan tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah.
“Sebelum pemerintah ada, gereja telah melakukan bagiannya untuk menerangkan peradaban sampai hari ini, karena itu saya mengatakan, bahwa dalam penyelenggaraan ini adalah suatu pembuktian GKI di tanah Papua, karena mempunyai identitas yang jelas dan sulung di tanah Papua,” ungkap Bupati.
Bupati berharap, seluruh peserta memanfaatkan temu raya itu dengan baik, untuk membangun kapasitasnya, untuk menyelenggarakan gereja sebagai sebuah sistem sosial sehingga seluruh jemaat bisa terlayani dengan baik.

Pj Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw dalam kesempatan itu, berharap temu raya ini tidak melupakan tiga panggilan gereja, yakni persekutuan, kesaksian, dan pelayanan.
Waterpauw menginginkan, tiga panggilan gereja harus kuat di tanah Papua, dan harus dijalankan, diimplementasi sampai ke masyarakat di pedalaman, sehingga menyentuh semua umatnya.
“Saya mau ingatkan jangan lupa lupa trilogi panggilan gereja, karena sangat penting, tolong bahas ini dengan baik,” pesan Waterpauw.
Waterpau menegaskan, peran gereja, jemaat majelis, sangat sentral dalam mendukung kinerja pemerintah. Sebab, ada program pemerintah yang tidak bisa diselesaikan sendiri dan bisa diambil laih oleh gereja.
Waterpauw berharap, temu raya memberikan catatan untuk pelayanan, keputusan yang bisa dibawa dalam pelayanan ke depannya untuk menjadi sebuah perubahan yang besar.
Perwakilan Badan Pekerja Sinode (BPS) Wilayah IV, Pdt Alberth Rumaropen menegaskan, temu raya ini sangat strategis bagi perkembangan gereja dan masyarakat. Sehingga, harus dilaksanakan dengan baik.
Rumaropen, berharap, melalui temu raya ini apa yang diharapkan oleh gereja, pertumbuhan jemaat-jemaat dan klasis-klasis, serta apa yang menjadi harapan masyarakat, dapat sedikit demi sedikit terpenuhi.
“Temu raya ini bukan tempat untuk kita berdebat, sekarang waktunya untuk mendapatkan pemahaman bersama. Tahun 2023 adalah tahun melayani dengan visi membangun dengan kesehatian menuju pembaharuan GKI di tanah Papua,” pungkasnya.
Wakil Ketua II Badan Pekerja Sinode (BPS) GKI Tanah Papua, Pdt. Melkias G. Wutoy berharap, peserta ikuti temu raya dengan sebaik-baiknya, karena saat ini perlu bertumbuh dan berkembang. [SDR-R4]