Manokwari, TABURAPOS.CO – Untuk menekan kasus gagal tumbuh pada anak (stunting) di wilayah Manokwari, terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (pemkab) Manokwari. Sekda Manokwari, drg. Henri Sembiring mengatakan, penekanan angka stunting di Manokwari akan dilakukan melalui pembentukan Dapur Gizi Manokwari (Dazi M) dan Bapak Asuh Posyandu bagi perangkat daerah.
Sembiring menjelaskan, Dapur Gizi akan dibentuk di distrik, kelurahan sampai tingkat kampung dengan dorongan dari puskesmas. Pengelolaan program ini langsung di bawah koordinator PKK distrik, kelurahan sampai kampung, dan akan dibantu oleh petugas gizi dan bidan di setiap puskesmas.
“Program Dapur Gizi Manokwari, yang dibentuk sampai tingkat kampung untuk menangani stunting yang ada di wilayah kerja masing-masing puskesmas,” ujar Sembiring mewakili bupati, saat menghadiri kampanye percepatan penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting di Manokwari, yang dipusatkan di Borasi, Rabu (10/5).
Lanjut, Sembiring, program yang kedua, yaitu membentuk Bapak Asuh Posyandu. Sembiring menjelaskan, pola ini dilakukan karena penanganan stunting membutuhkan kerja sama lintas perangkat daerah dalam bidang kesehatan.

“Intervensi dalam program ini adalah spesifikasi dan membutuhkan dukungan lintas sektor melalui intervansi sensitive,” beber Sembiring.
Sembiring menambahkan, kondisi stunting di Manokwari berdasarkan hasil entrain per 2 Mei 2023 usia 0-59 bulan sebanyak 391 kasus.
Sembiring menambahkan, beberapa penyebab anak mengalami stunting, diantaranya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi, baik pada masa remaja, masa hamil, maupun masa nifas.
“Gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis terutama 100 hari pertama kehidupan yang dimulai dari janin dalam kandungan hingga umur 2 tahun dan hari ini dihadirkan 100 anak yang akan mendapatkan intervensi sekaligus mendapatkan pola asuh, dengan harapan kita bisa keluar dari zona stunting,” pungkas Sembiring. [SDR-R2]