Manokwari, TABURAPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kaimana belum memaksimalkan peran pos pelayanan terpadu (Posyandu) sebagai garda terdepan penanganan stunting di wilayah Kaimana.
Wakil Bupati Kaimana, Hasbulla Furuada mengatakan, tidak semua kampung yang berada di wilayah Kaimana memiliki posyandu yang aktif. Tapi, pihaknya sudah membentuk kader-kader posyandu.
Dikatakan Furuada, kedepan pihaknya akan berupaya mengaktifikan posyandu di kampung-kampung dan membangun sinergitas antara tenaga medis dari tingkat kabupaten, distrik hingga kampung.
“Terlepas dari APBD, ada dana kampung yang digunakan untuk membiayai jalannya pelayanan kesehatan di Posyandu. Kami harap, dengan dana kampung ini dapat digunakan untuk pemberian gizi setiap minggu atau bulan kepada balita yang ada,” jelas Furuada kepada wartawan di Kantor Gubernur Papua Barat, Kamis (27/7).
Disamping itu, kata Furuada, perlu adanya sosialisai kepada kepala kampung, sehingga dana kampung yang ada dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan gizi bagi anak-anak yang ada di kampung-kampung tersebut.
“Wajib dana kampung dipakai untuk mencukupi kebutuhan gizi bagi anak-anak kita. Memang nilainya masih kecil tapi ditambah dengan APBD dan APBN yang ada. Sejauh ini orientasi dana kampung dilihat pada pembangunan fisik saja, tapi kedepan akan kita dorong dapat dimanfaatkan untuk penanganan stunting,” jelas Furuada.
Disinggung terkait tenaga ahli gizi di posyandu yang ada, terang Furuada, tenaga gizi atau ahli gizi yang ditugaskan hanya berada di wilayah perkotaan.
“Jujur kami punya tenaga medis khususnya ahli gizi sangatlah terbatas. Tapi, kedepan hal ini akan menjadi perhatikan kita untuk menugaskan tenaga ahli gizi di posyandu-posyandu yang ada,” tandas Furuada. [FSM-R3]