

Manokwari, TP – Aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa sekitar 50 orang dalam kasus penganiayaan, pengrusakan, dan pembakaran kantor distrik di Kabupaten Fakfak, belum lama ini.
“Kondisi secara umum bagus, penyidik kita sedang melakukan penyelidikan, meminta keterangan saksi yang ada di sana. Doa kan saja dalam waktu dekat kita bisa mengungkap kejadian ini,” kata Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Daniel T.M. Silitonga kepada para wartawan di Bandara Rendani, Manokwari, Selasa (22/8).
Disinggung tentang dugaan serangkaian peristiwa ini diorganisir, Silitonga mengatakan, itu tidak tertutup kemungkinan, tetapi semua harus dibuktikan di lapangan. “Bisa-bisa saja, tapi kita harus membuktikan,” tukasnya.
Ia mengaku, sekarang masyarakat sudah mulai terbuka dan mendukung aparat kepolisian. “Awal-awalnya mungkin ada rasa takut, tapi sekarang mulai terbuka, sudah mulai berkomunikasi,” katanya.
Meski situasi sudah kondusif, kata dia, tetap dilakukan pengamanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Pengamanan masih dipertebal sampai sekarang. Anggota Brimob kita masih di sana,” tukasnya. pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Papua Barat, Saleh Siknum menyarankan aparat kepolisian menggandeng lembaga adat atau dewan adat atau tetua adat untuk menangkap para pelaku penganiayaan, pengrusakan, dan pembakaran kantor distrik.
Lanjut dia, ketika aparat kepolisian melakukan penangkapan terhadap para pelaku tanpa melibatkan lembaga adat, dikhawatirkan akan dimanfaatkan pihak lain yang memang menginginkan daerah itu tidak aman.
Selain berkoordinasi dengan lembaga adat, harap Siknun, aparat kepolisian juga diharapkan bisa berkoordinasi dengan keluarga korban maupun pelaku, karena bisa saja orang memutarbalikkan fakta.
“Banyak opini beredar di masyarakat, kejadian ini modus satu kelompok, ada juga karena persoalan internal. Jadi, ini kan simpang siur, jadi selama pelaku belum ditangkap, masyarakat akan menganggap Fakfak belum aman,” kata Siknun kepada para wartawan di Bandara Rendani, Manokwari, kemarin.
Sebelumnya, terjadi pengrusakan, pembakaran kantor distrik, dan penyerangan yang menewaskan Kepala Distrik Kramongmongga, Darson Hegemur, Selasa (15/8). Peristiwa berikut terjadi dengan adanya pembakaran terhadap kantor Distrik Fakfak Tengah, Jumat (18/8). [AND-R1]