Manokwari, TABURAPOS.CO – Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw mengatakan, secara nasional Provinsi Papua Barat dikategorikan masuk dalam tiga besar inflasi tertinggi di Indonesia.
Hal ini, disampaikan Waterpauw pada rapat evaluasi bersama Kementerian terkait di Jakarta dan sejumlah kementerian terkait bahwa Papua Barat masuk dalam tiga besar inflasi tertinggi di Indonesia.
“Kita bersyukur bukan rangking satu, kalau rangking satu mendapatkan hasil inflasi terendah. Tapi kalau inflasi tertinggi saya pikir kita rajin-rajin berdoa lagi, kira-kira begitu,” ucap Waterpauw saat memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Papua Barat, Selasa (12/9).
Waterpauw menjelaskan, inflasi relefansi dengan stunting, kemiskinan dan kemiskinan ekstrem. Untuk itu, semakin tinggi inflasi artinya pendapatan dan pengeluaran tidak sehimbang serta ketersediaan barang terbatas dengan harga yang tinggi.
Kemudian, daya beli dan lainnya merupakan bagian-bagian yang membuat rakyat tidak mampu, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan yang sangat bijak guna mempertahankan daya beli masyarakat.
Waterpauw berharap, tidak ada pengkotak-kotakan dalam kepentingan, tetapi dari pihak perbankan maupun lembaga masyarakat untuk bersatu padu mewujudkan upaya-upaya yang dapat dilakukan bersama.
“Misalnya, hari ini saja, harga ikan ekor kuning dan ikan merah harganya tinggi, sehingga menyebabkan inflasi tinggi, itu salah satu penyebab. Dalam evaluasi kita ada sayur bayam juga membuat inflasi di Manokwari atau Papua Barat,” ujar Waterpauw.
Menurut Waterpauw, persediaannya terbatas dan tingkat kebutuhan tinggi, sehingga ada pihak-pihak yang memainkan harga.
“Nah, disitulah dibutuhkan kolaborasi dan kebersamaan, itu saja kira-kira. Artinya ini tugas besar dan tidak bisa diserahkan kepada bidang ekonomi di pemerintahan atau bagi teman-teman perbankkan saja. Tetapi, saya pikir ini menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bersama,” harap Waterpauw.
Diceritakan Waterpauw, sepekan lalu, dirinya bersama gubernur di seluruh Indonesia diundang mengikuti rapat evaluasi bersama Presiden RI,
Dalam rapat evaluasi itu, sambung dia, langsung dibacakan 10 besar daerah penghasil inflasi.
“Tidak enak, kalau tidak salah kita nomor enam atau tujuh. Bapak presiden sampaikan nomor tujuh Papua Barat, maka presiden langsung tertujuh kepada saya dan saya langsung tunduk, coba kalau sepuluh terbaik. Tapi yah, inilah nasib kita,” tandas Waterpauw. [FSM-R3]




















