Ransiki, TP – Bupati Manokwari Selatan, Markus Waran, menghadiri Syukuran puncak peringatan HUT ke-53 Klasis Gereja Kristen Injili (GKI) Ransiki dengan Tema ‘Kasih Kristus menggerakkan kemandirian Gereja, mewujudkan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan’ yang berlangsung di Pendopo Bypass Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), Kamis (14/9).
Hadir pada Syukuran HUT ke-53 Klasis GKI Ransiki, Kapolres Mansel, AKBP Eliantoro Jalmaf, Dandim 1808 Mansel, Letkol Arm. Adin Suroyo, Ketua BPAM Sinode GKI Wilayah XII, Pdt. Rosalina Wamafma, M.Mis, jajaran Pendeta GKI, Guru Jemaat dan Badan Pekerja Klasis GKI Ransiki dan Oransbari serta Jemaat GKI yang ada di bawah naungan Klasis GKI Ransiki.
Mengawali sambutannya, Bupati Mansel, Markus Waran menitipkan pesan kepada BPAM Sinode GKI Wilayah XII untuk bisa mengusulkan pemekaran Klasis GKI Pulau Roon, dikarenakan sejarah peradaban GKI di Tanah Papua juga lahir dari Pulau Roon.

“Sejarah peradaban GKI di Pulau Roon harus diproteksi dan diamankan menjadi sebuah catatan sejarah,” pinta Waran.
Menurut dia, HUT Klasis GKI Ransiki, setiap tahunnya pasti dirayakan, mamaknai itu Umat GKI di Kabupaten Mansel lebih khsusus Klasis GKI Ransiki harus mensyukuri berkat Tuhan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan dalam lingkungan kerja di Pemerintahan atau lembaga dan profesi lainnya. Sambung Waran, mensyukuri 53 tahun Klasis GKI Ransiki, masih banyak hal yang harus terus dicapai kedepan.
Dikatakan Waran, Pemerintah Daerah sebagai mitra kerja GKI, mendukung pelaksanaan program GKI melalui bantuan keuangan yang sudah diberikan langsung melalui setiap Klasis GKI. Untuk itu, anggaran yang ada harus di atur dengan baik sehingga GKI terus bergantung pada proposal mengharap bantuan Pemerintah.
Ia mengungkapkan, Penginjil pada masa lampau dalam menginjil tidak menggunakan kendaraan tetapi bisa terus melayani dengan hati dan menyebarkan Injil sampai ke daerah pelosok. Dengan demikian, 53 tahun Klasis GKI Ransiki harus benar-benar di evaluasi sehingga apa yang menjadi kekurangan di perbaiki dan yang lebih ditambahkan sehingga penata layanan GKI di Tanah ini akan berkenan kepada Tuhan dan Umat GKI akan tetap berpegang teguh pada Salib Kristus.
“Memaknai 53 tahun Klasis GKI Ransiki, mari kita renungkan, apakah iman kita sudah tumbuh tegak lurus atau belum, mari kita evaluasi secara menyeluruh baik Gereja, Pemerintah dan Adat, supaya kehadiran Gereja bisa merubah pikiran dan tingkah laku kita untuk menjadi lebih baik. Tiga unsur ini harus berjalan bersama-bersama, jangan sampai tidak berjalan seimbang,” harap Waran.
Secara khusus, dia berpesan, bagi Umat Klasis GKI Ransiki yang menjadi Pejabat Pemerintahan, supaya mensyukuri jabatan yang sudah diberikan Tuhan, seimbangkan dan berjalan sejalan antara Gereja, Adat dan Pemerintah.
Akhir sambutannya, Waran meminta, Kabupaten Mansel diperjuangkan sebagai Tuan Rumah Rapat Sinode GKI Tanah Papua, tahun depan dan mengangkat Wakil Bupati Mansel, Wempi Welly Rengkung, sebagai tuan rumah.
Sedangkan, Ketua BPAM Sinode GKI Wilayah XII, Pdt. Rosalina Wamafma, M.Mis, mengatakan, mengacu pada Tema HUT ke-53 Klasis GKI Ransiki yakni ‘Kasih Kristus menggerakkan kemandirian Gereja, mewujudkan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan’, maka ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan yakni masa lalu dan masa kini.
Oleh karena itu, tidak terlepas dari masa lalu lahirnya Klasis GKI Ransiki sebagai sebuah pergumulan besar. Yang mana, Tuhan pilih Klasis GKI Ransiki untuk ditata dengan baik, tertib dan teratur supaya meneruskan karya Pekabaran Injil di Tanah Papua.
Masa lalu dalam kehidupan menggambarkan banyak hal, seperti kehidupan masa lalu yang hidup dalam kegelapan tetapi saat ini Tuhan telah menggenapi firman-nya memberikan kehidupan yang terang bagi manja, khususnya bagi Umat Tuhan di Klasis GKI Ransiki.
Peringatan 53 tahun Klasis GKI Ransiki menandakan bahwa tanggung jawab pelayanan dan penginjilan hari-hari kedepan akan jauh lebih berat dan penuh tantangan maka dalam menjalankan tugas dan pelayanan Klasis GKI Ransiki harus berpegang teguh pada Firman Tuhan.
Dirinya bersyukur, di Usia 53 Tahun Klasis GKI Ransiki sudah melahirkan 2 anak yakni Klasis GKI Rumberpon, Klasis GKI Hatam Oransbari. Semoga di usia yang baru Klasis GKI Ransiki terus berkarya dalam pelayanan untuk menghendaki janji Tuhan. Semua itu, akan terwujud jika bekerja sungguh-sungguh kepada Tuhan
“Kalau dulu penginjil memberitakan Injil dengan berjalan kaki, hari ini Pendeta dan Guru-guru Jemaat sudah bisa memberikan Injil dengan menggunakan kendaraan, maka pelayanan Tuhan harus terus dikaryakan untuk melayani badan memberikan Firman Tuhan. Tidak ada alasan untuk kita tidak melayani karena hari ini Tuhan sudah memberikan begitu banyak kemudahan,” ujar dia.

Dirinya menyakini, kedepan akan ada banyak anak-anak Tuhan yang lahir dari Tanah ini sebagai penginjil untuk memberitakan kabar sukacita sampai ke pelosok daerah. Untuk itu, dirinya mengajak semua pihak saling menopang satu dengan yang lain, biarlah Gereja melakukan bagiannya, Pemerintah melakukan bagiannya, Adat melakukan bagiannya, sehingga ada keterpaduan untuk melahirkan damai dan sukacita dalam kehidupan setiap orang.
“Mar kita berkarya dalam Tuhan dan tinggalkan kegelapan, kerja di ladang Tuhan pasti Tuhan akan kasi berkat yang berlimpah, ada banyak cara Tuhan untuk menolong kita,” tutup Wamafma. [BOM-R4]