Manokwari, TABURAPOS.CO – DPW Perempuan Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Papua Barat menggelar sosialisasi pencegahan kekerasaan terhadap anak dan bahaya Napza bagi siswa-siswi, guru dan orang tua wali di Sekolah Dasar (SD) Negeri 44, Amban, Manokwari, Kamis (14/9).
Kegiatan itu berlangsung dengan tema “Membangun Negeri/Tanah Papua Dalam Tumbuh Kembang Anak yang Berkarakter Anak Bangsa Menuju Indonesia Cerdas,” dan sub tema “Anak Papua Berkarakter Indonesia Maju”
Ketua DPW Perempuan LIRA Papua Barat, Hayati Mansur mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan hasil kolaborasi tiga bidang, yaitu bidang pemberdayaan perempuan, bidang pendidikan, dan bidang hukum dan HAM.

“Sehingga, dalam kegiatan ini, kita menghadirkan narasumber dari pemerhati perempuan dan anak, perwakilan Badan Narkotika Nasional, Papua Barat dan Wakapolresta Manokwari,” jelas Mansur kepada wartawan di sela-sela kegiatan sosialisasi, kemarin.
Dikatakan Mansur, program ini merupakan arahan lagnsung dari pusat untuk DPW turun langsung ke sekolah-sekolah, dan untuk di wilayah kota, pihaknya memilih salah satu sekolah, yakni SD Negeri 44 Amban.
Dikatannya, LIRA Papua Barta di tahun ini akan melakukan agenda sosialisasi dengan materi yang sama kepada siswa-siswa, guru dan orang tua wali di SD Prafi Kampung.

“Karena, sasaran utama kita adalah anak-anak Papua, sesuai sub tema kami. Nah, kebetulan di SD Negeri 44 Amban maupun SD Prafi Kampung, mayoritas anak-anak Papua. Kita sebagai mitra pemerintah, maka kita juga harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia,” terangnya.
Mansur mengungkapkan, sesuai dengan pengamatan selama ini, persoalan kekerasan terhadap anak dan pengaruh Napza sudah masuk ke lingkungan sekolah, maka sangatlah penting untuk anak-anak usia sekolah dibentengi sejak dini dengan membentuk karakter mereka.
Menurutnya, jika dari sekarang orang tua, guru maupun pemerintah tidak membentengi anak-anak, maka sangatlah berbahaya bagi masa depan mereka, maka Perempuan LIRA sangatlah peduli terhadap dunia pendidikan.
“Jadi tadi ada dua sesi, sesi pertama untuk anak-anak dan sesi kedua bagi guru dan orang tua wali. Tujuan kami agar informasi yang kami sampaikan kepada anak-anak juga diterima oleh guru dan orang tua wali agar konek, ini bahaya dan ini tidak boleh,” tandas Mansur. [FSM-R4]




















