Manokwari, TABURAPOS.CO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat, mengadakan lomba Kampung QRIS Peduli Inflasi (Kari Pedas) dan Kelompok Tani Peduli Inflasi (Ketan Ledas).
Awal perlombaan ditandai denga kick off sekaligus sosialisasi bagi aparat kampung, kelurahan, sampai tingkat distrik, berlangsung di Aston Niu Hotel Manokwari, Jumat (22/9), yang dibuka oleh Sekda Manokwari, Henri Sembiring, mewakili Bupati Manokwari.
Perlombaan yang diselenggarakan dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Pengendalian inflasi Pangan (GNPIP).
“Rangkaian perlombaan ini untuk mendorong keikusertaan masyarakat dalam pengendalian inflasi,” ujar Kepala Perwakilan Kantor BI Papua Barat, Rommy S. Tamawiwy, pada pembukaan, kemarin.
Dikatakannya, pengendalian inflasi tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi semua stakeholder sampai tingkat kampung.
Menurutnya, pengendalian Inflasi adalah tanggung jawab bersama pihak selaku pemangku kepentingan. Di mana, upaya-upaya pengendalian inflasi sudah dibicarakan, tinggal bagaimana actionnya saja.
“Jadi, pengendali infasi ini menjadi gerakan seluruh masyarakat,” ungkap Rommy.
Ia menjelaskan, Ketan Pedas merupakan lomba antar kelompok tani mengenai pengetahuan inflasi di daerah. Tujuanya, akan bermuara pada upaya mendorong antusiasme masyarakat dalam melakukan urban farming, sekaligus mengangkat pamor mengonsumsi pangan lokal di antara masyarakat.
Di samping itu, kata Rommy, BI Papua Barat juga terus mendorong penambahan pengguna baru dan volume transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), terutama di kalangan merchant atau pedagang.
“Oleh sebab itu, diadakan lomba kampung QRIS peduli inflasi atu Kari Pedas. Bank Indonesia juga sudah mencanangkan bangga tanam, beli dan makan pangan lokal seperti singkong, petatas, jagung, sagu dan lainnya,” ungkapnya.
Dirinya berharap, melalui lomba Kari Pedas dan Ketan Pedas, antusiasme masyarakat di kampung menanam pangan lokal semakin tumbuh.
Sementara itu, Sekda Manokwari, Henri Sembiring mengapresiasi, lomba Kari Pedas dan Ketan Pedas yang dipromotori BI Papua Barat.
Menurut Sembiring, gerakan menjadi inflasi yang dikemas dalam perlombaan ini dapat mendorong praktik pertanian berkelanjutan dimulai dari menanam di pekarangan rumah.
Dikatakan Sembiring, gerakan ini adalah bukti komitmen BI Papua Barat untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
“Dengan begitu memastikan ketahanan pasokan pangan rumah tangga dan komunitas. Supaya kita bisa mandiri pangan dan mengurangi ketergantungan pangan dari luar Manokwari,” kata Sembiring membacakan sambutan tertulis Bupati Manokwari.
Sembiring berharap, melalui lomba Kari Pedas dan Ketan Pedas yang digelar BI Papua Barat dalam bingkai GNPIP tersebut, dapat mengembalikan kejayaan Manokwari dalam pengendalian inflasi seperti di masa Covid-19.
“Dengan melakukan penanaman pangan lokal sendiri oleh masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pangan lokal dari luar dan dapat meningkatkan kemandirian suatu daerah dalam pengelolaan pangan. Saya berharap kepada masyarakat untuk ikut mendorong kebiasaan menanam di pekarangan rumah dan memasukan pangan lokal kedalam menu harian dan ikut mensukseskan lomba Kari Pedas dan Ketan Pedas,” pungkasnya.
Ketiga lomba ini akan melibatkan 132 kampung dan 9 keluruhan di 9 distrik se-Kabupaten Manokwari. Perlombaan Kari Pedas dan Ketan Pedas, akan berlangsung beberapa bulan kedepan. Bagi kampung yang juara 1 mendapatkan penghargaan senilai Rp 30 juta, juara 2 Rp 25 juta dan juara 3 Rp 20 juta. [SDR-R4]
