Manokwari, TABURAPOS.CO – Ketua DPR Papua Barat, Orgenes Wonggor terjun langsung untuk melihat pemblokadean ruas jalan menuju Pasar dan Terminal Wosi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Rabu (4/10).
Selain itu, Wonggor juga berkesempatan menyambangi mama-mama Papua yang terpaksa berjualan di pinggir jalan, lantaran lokasi menuju Pasar Wosi, diblokade warga yang mengaku selaku pemilik wilayah.
Ia pun menyayangkan aksi pemblokadean ini, karena pasar adalah tempat umum, yang mana di dalam pasar terdapat banyak kepentingan masyarakat.
Dikatakan Ketua DPR, pemblokadean ini tentunya berdampak terhadap masyarakat lain, khususnya para pedagang, sehingga mereka terpaksa berjualan di pinggir jalan. “Tentu mengganggu ketertiban umum, karena menimbulkan kemacetan,” jelas Wonggor kepada para wartawan di Wosi, Rabu (4/10).
Dia menambahkan, dengan pemblokadean ini, akhirnya masyarakat berjualan di pinggir jalan, mulai dari Sowi sampai Kali Dingin, Jalan Pasir, dan sebagainya. “Ini mengganggu,” tandas Wonggor.
Untuk itu, ia meminta pemerintah segera bersikap supaya masyarakat bisa beraktivitas lagi seperti seperti semula. Dirinya mengaku akan bertemu Sekda Provinsi Papua Barat untuk melaporkan kondisi di lapangan supaya ada kebijakan dari Pemprov ikut membantu menyelesaikan persoalan ini.
“Mana tanggung jawab Provinsi, mana tanggung jawab Kabupaten. Kalau ini tanggung jawab Kabupaten, maka Provinsi harus koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten untuk segera menyelesaikannya,” terang Wonggor.
Di samping itu, Wonggor berharap masyarakat yang mengaku pemilik wilayah bisa bersikap bijaksana, sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang lain.
“Untuk hak ulayat, tidak semua harus dipalang. Bagian mana yang sudah dibayar, kita harus lihat dan sampaikan dengan pemerintah agar tidak mengganggu,” pintanya.
Menurut dia, kebiasaan palang-memalang seperti ini sudah melekat dalam diri masyarakat, tentu berdampak buruk terhadap ketertiban umum dan menghambat investasi di Manokwari.
Oleh sebab itu, ia berharap masyarakat bisa menyadari bahwa tindakannya kurang bagus untuk generasi ke depan. Apabila ada masalah, harap Wonggor, sebaiknya dibicarakan dengan baik.
“Saya minta maaf, kita ini identik dengan palang-memalang dan ini sepertinya sudah melekat dalam diri kita. Ini harus dilepas, karena penilaian orang luar terhadap kita jadi tidak bagus,” kata Ketua DPR.
Menurut Wonggor, persoalan ini harus dimediasi dan dikomunikasikan secara baik, jangan memakai cara-cara seperti ini, karena akan menghambat aktivitas masyarakat lain.
“Kalau mereka tidak jualan, bagaimana mereka biayai anak dan cucu mereka. Harapan kita, segera pasar ini dibuka dan diselesaikan,” tukasnya. [AND-R1]