Manokwari, TABURAPOS.CO – Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Daniel T.M. Silitonga memimpin apel gelar pasukan Operasi Mantap Mansinam selama 222 hari dalam rangka pengamanan Pemilu 2024.
Apel gelar pasukan dilaksanakan di Polda Papua Barat, Selasa (16/10), dihadiri Pangdam XVIII Kasuari, perwakilan Kejati Papua Barat, KPU Papua Barat, Bawaslu Papua Barat, dan jajaran forkopimda.
Apel gelar pasukan diawali pengecekan kesiapan personil, peralatan dan kendaraan taktis, seperti sepeda motor, mobil patroli, rantis Anoa, dan sebagainya.
Dalam sambutan Kapolri, Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo yang dibacakan Kapolda, dikatakan bahwa Operasi Mantap Brata ini sebagai bentuk pengecekan akhir kesiapan personil, sarana, dan prasarana agar Pemilu 2024 terselenggara dengan aman dan lancar.
Dalam pengamanan Operasi Mantap Brata ini, Polri menerjunkan sekitar 261.695 personil yang tersebar di seluruh Indonesia.
Menurutnya, Pemilu 2024 adalah pesta demokrasi terbesar yang akan menjadi bukti kematangan demokrasi Indonesia, sekaligus menjadi titik penentuan masa depan bangsa. Melihat pentingnya hal itu, maka seluruh komponen bangsa, harus berpartisipasi guna menyukseskan Pemilu 2024.
Dijelaskannya, Pemilu 2024 mempunyai kompleksitas tersendiri, karena dilaksanakan secara serentak di tahun yang sama dengan rentan waktu berdekatan, wilayah yang luas, geografis yang beragam serta melibatkan jumlah pemilih yang sangat besar.
Untuk itu, Kapolri meminta seluruh jajaran segera melakukan langkah antisipasi, terutama di daerah yang mempunyai indeks kerawanan. Sementara bagi wilayah lain, ia mengingatkan untuk tidak under estimate dengan tetap menyiapkan pengamanan sebaik-baiknya, terus mapping potensi konflik sosial secara detail di wilayah masing-masing dan selesaikan potensi itu sampai akar masalahnya.
“Apabila terdapat konflik yang sudah mengganggu stabilitas, pastikan penggunaan kekuatan dilakukan secara tepat sesuai standar operasional prosedur,” pintanya.
Di samping itu, Kapolri juga mengingatkan bahwa aksi teror harus menjadi perhatian serius, karena pada penyelenggaraan Pemilu 2019, terdapat 6 aksi serangan teror dan ini tidak boleh terjadi pada Pemilu 2024.
Di akhir sambutannya, Kapolri menekankan beberapa hal, diantaranya memastikan kesiapan perlengkapan pribadi, sarana, dan prasarana serta fasilitas penunjang lain, sehingga bisa mendukung pelaksanaan operasi.
Selanjutnya, melaksanakan pengamanan dengan penuh rasa tanggung jawab, humanis dan profesional sesuai standar operasional prosedur, pimpinan di setiap tingkatan harus terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengawasan melekat terhadap seluruh anggota, melakukan pengaturan jadwal pengamanan guna menjaga kesehatan personil, mengingat operasi yang akan dilaksanakan cukup panjang.
Terakhir, ia meminta seluruh personil mengedepankan komunikasi publik dan upaya cooling sistem supaya masyarakat berpartisipasi penuh dalam mendukung penyelenggaraan Pemilu 2024 dan terhindar dari polarisasi serta terus meningkatkan sinergitas dan solidaritas dengan unsur TNI.
Disiapkan 5.000 Personil
Secara terpisah, Kapolda mengatakan bahwa dalam rangka pengamanan Pemilu 2024, pihaknya akan menerjunkan sekitar 5.000 personil atau dua per tiga dari jumlah personil yang ada.
Personil yang disiapkan ini nanti akan dibagi dan disebar di seluruh wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya dengan pola yang sudah ditetapkan, yakni pada 13 kabupaten dan kota dan 192 distrik.
Diakui Silitonga, kemungkinan Polda Papua Barat akan mendapatkan penambahan anggota Brimob dari Mabes Polri sekitar 100 personil.
“Saya juga mendengar akan ada penambahan bantuan 100 personil Brimob dari Mabes Polri dan saya sedang mencari tempatnya di mana, karena harus disediakan tempat,” katanya kepada para wartawan di Polda Papua Barat, Selasa (17/10).
Untuk pola pengamanan di daerah rawan, pihak kepolisian bisa menempatkan satu polisi pada satu TPS dibantu komponen lain.
“Tapi kalau misalkan memang kurang rawan, satu polisi bisa di dua TPS. Tapi perkembangan ini terus kita evaluasi,” kata dia. [AND-R1]