Manokwari,TABURAPOS.CO – Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere bersama Forkopimda Papua Barat bertatap muka dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda dan pimpinan perguruan tinggi di Provinsi Papua Barat, di Aston Niu Hotel, Manokwari, Kamis (30/11).
Temongmere mengatakan, dirinya ditugaskan
oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi wakil pemerintah pusat di Papua Barat satu tahun kedepan dalam rangka menjalankan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
“Satu bulan berjalan sejak saya dilantik sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat Definitif dan sekaligus Penjabat Gubernur Papua Barat. Tentunya, ada dinamika-dinamika kecil tapi itu bagian dari tanggung jawab untuk kita atur secara baik agar berjalan baik,” kata Temongmere.
Terakhir, lanjut dia, begitu dirinya keluar dari ruang rapat paripurna DPR Papua Barat dirinya disambut para atlet PON XX Papua yang menyambutnya dengan menyampaikan aspirasi pembayaran sisa bonus atlet berprestasi.
“Ini mungkin gambaran awal di Manokwari, tapi saya yakin dengan filosofi rumah kaki seribu tentunya menjadi kekuatan yang dahsyat. Dulu bapak mantan gubernur bekerja dengan hati, mempersatukan dengan kasih menuju Papua Barat yang aman, Sejahtera dan bermartabat disitu ada nilai satu hati satu saudara,” ujar Temongmere.
Lebih lanjut, kata dia, rumah kaki seribu ini juga yang menggambarkan bagaimana orang Arfak yang terdiri dari empat suku besar dapat menerima kebinekaan.
Arfak, sambung dia, artinya pegunungan besar yang dibawahnya ada empat suku besar disana dan itulah yang mengambarkan kehidupan di rumah kaki seribu dan dapat menerima berbagai elemen masyarakat.
Dihadapan para tamu undangan, Temongmere menyampaikan dirinya mengambil filosofi rumah kaki seribu menjadi kekuatan besar untuk membangun kebersamaan untuk Manokwari dan Papua Barat kedepan maju lebih baik dengan kekuatan kearifan lokal ini.
“Mengapa ada pemerintahan? Kalau kita bicara dari sisi rumah kaki seribu dulunya berpindah-pindah, orang kemudian masuk dalam rumah dan tiang besar diibaratkan sebagai pemimpin, maka inilah simbol tentang pemerintahan,” tegas Temongmere.
Mengapa ada pemerintahan, jelas dia, untuk memastikan negeri ini tidak ada ancaman dari siapa pun, tidak ada musuh dari luar dan tidak boleh ada siapa pun, itulah fungsi keamanan.
“Itulah ada Kapolda, Kabin yang mendeteksi, siapa yang mau masuk ganggu kita disini. Karena negeri ini punya tujuan yakni, masyarakat hidup sejahtera dan lainnya, itulah tujuan negara,” terangnya.
Mantan Sekda Kabupaten Fakfak ini melanjutkan, fungsi ketertiban termasuk tertib hukum, tidak boleh didalam ini ada orang yang kemudian mengambil dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan hukum, sehingga masyarakat harus tertib.
Kemudian, fungsi kesejahteraan dimana pemerintah memiliki tugas bahwasannya, masyarakat harus hidup sejahtera, makan cukup, sehat dan mendapatkan pendidikan.
“Pemerintah bisa bekerja dengan baik, kalau dua kondisi itu dapat berjalan baik. Tetapi juga yang bekerja di pemerintahan tidak bekerja baik dan tidak patuh terhadap aturan, maka akan diproses oleh pihak penengak hukum,” jelasnya.
Guna keberlanjutan pemerintahan ini, tambah dia, karena setiap waktu ada pemimpinnya dan kepemimpin lima tahu kedepan melalui pemilihan umum (pemilu) tahun 2024 untuk menentukan pemimpin-pemimpin.
“Inilah tugas yang harus kita laksanakan dengan baik supaya menentukan pemimpin ditingkat nasional dan daerah. Karena tiang besar rumah kaki seribu harus kuat. Sebab tidak hanya menopang tiang lainnya tapi juga harus menopang yang menciptakannya, membawa masyarakat untuk bisa beribadah kepada Tuhan,” ujarnya.
Menurutnya, pemimpin lain dapat mengarahkan masyarakat, pemimpin juga harus bisa membawa masyarakat ke jalan Tuhan dengan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masyarakat.
Dirinya berharap, seluruh elemen masyarakat di Papua Barat dapat menjaga keamanan demi menyukseskan pemilu tahun 2024. [FSM-R3]