
Manokwari, TP – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Wosi, akan memulai Pembalajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah mulai pekan depan, 17 Januari 2021.
Kepala SMP Negeri 6 Wosi, Drs. Misbah menyampaikan, pihaknya sudah mempersiapkan proses PTM terbatas baik tentang jumlah siswa/i sampai dengan protokol kesehatannya.
Dijelaskannya, dalam prosesnya, semua tingkatan kelas 7, 8 dan 9, akan melakukan PTM terbatas di sekolah dibagi dalam dua sift waktu pagi dan siang dengan persentase belajar kurang lebih 3 jam dari masing-masing sift.
“Kita kelas 7, 8 dan 9 semua PTM terbatas dengan satu hari dua mata pelajaran, jadi satu mata pelajaran selesai gurunya rolling sementara muridnya tetap di dalam kelas. Tidak ada jam istirahat. Ini berjalan terus, semua kelas punya jadwal dan kelas 7, 8 dan 9 intinya mendapatkan kesempatan yang sama,” jelas Misbah kepada Tabura Pos saat ditemui di kantornya, Senin (10/1).
Misbah menyebutkan, jumlah siswa/i kelas 7, 8 dan 9 sebanyak 1.000 siswa/i dan setiap hari PTM terbatas akan diikuti sekitar 330 orang dari masing-masing tingkatan kelas per harinya.
Untuk sarana prasarana jelas Misbah, pihak SMP Negeri 6 Wosi akan menggunakan ruangan belajar sebanyak 20 ruangan, sehingga setiap ruangan hanya diisi sekitar 16-20 siswa/i.
“Kalau setiap hari 330 an anak dibagi dalam dua sift jadi, sift pagi dan sian masing-masing sekitar 170an siswa/i dan pada PTM terbatas ini kita akan memanfaatkan 20 dari 22 ruangan yang ada setiap pelayanan pembalajaran setiap harinya,” jelas Misbah.
Lebih lanjut dijelaskan Misbah, rencana proses PTM terbatas ini sudah disoalisasikan kepada para orang tua siswa/i SMP Negeri 6.
Ditanya apakah siswa/i yang belum vaksin akan tetap diikut sertakan dalam PTM terbatas ini, Misbah menegaskan, semua siswa/i dari tingkatan kelas 7, 8 dan 9 tetap akan mendapatkan kesempatan belajar terbatas di sekolah baik yang sudah vaksin maupun yang belum.
“Semua akan mendapatkan kesempatan belajar yang sama baik sudah vaksin atau belum, karena umur siswa/i khususnya kelas 7 dan 8 rata-rata belum memenuhi syarat untuk divaksin 12 tahun ke atas, sehingga kita tidak bisa melarang itu. Untuk capaian vaksinasi Covid-19 khusus siswa/i sudah mencapai 27 persen dari 1.000, bukan rendah karena tidak mau, tetapi persyaratan umur untuk divaksin tadi yang belum mencukupi, untuk guru 50 orang sebagian besar sudah,” bebernya.

Untuk penerapan protokol kesehatan, Misbah memastikan akan berjalan ketat dengan pengawasan dari Satgas Covid-19 yang dibentuk pihak sekolah.
Di samping terhadap siswa/i dan guru, kata Misbah, pihak sekolah melalui Satgas akan langsung melakukan penyemrotan ruangan setelah proses PTM terbatas dilakukan per harinya.
“Dari pintu masuk akan dilakukan cek suhu, gunakan masker, fasilitas cuci tangan semuanya lengkap, untuk absen pihak sekolah sudah menyediakan barkot tinggal discan dengan handpone dari pihak sekolah dan begitu selesai belajar, ruangan kita semprot disinfektan,” pungkasnya.
Mantan Kepala SMP Pasir Putih ini berharap, dengan dimulainya proses PTM terbatas, dapat mengurangi beban dan hambatan selama proses belajar online berjalan. [SDR-R4]