• Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Minggu, Oktober 5, 2025
  • Login
Tabura Pos - Akurat dan Cerdas
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA
No Result
View All Result
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA
No Result
View All Result
Tabura Pos - Akurat dan Cerdas
No Result
View All Result
Home POLHUKRIM

Ditemukan 12 Anggrek Spesies Baru dari Hasil Kolaborasi Riset

TaburaPos by TaburaPos
26/01/2024
in POLHUKRIM
0
Dituntut 10 Tahun, Imran Minta Bisa Jalani Hukuman di Sidrap

Suasana konferensi pers di salah satu kafe di Manokwari, Kamis (25/1). TP/AND

0
SHARES
21
VIEWS
Share on FacebookShare on Whatsapp

Manokwari, TABURAPOS.CO – Hasil kolaborasi riset, berhasil menemukan 12 anggrek spesies atau jenis baru di semenanjung kepala burung Papua Barat dan Papua Barat Daya (PBD).

Kolaborasi riset ini melibatkan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat, Royal Botanic Gardens, Kew, Fakultas Kehutanan Unipa, Balai Besar KSDA Papua Barat, didukung Fauna dan Flora International Indonesia, EcoNusa, dan Raja Ampat Research Center.

Perwakilan dari Fakultas Kehutanan Unipa Manokwari, Jimmy F. Wanma mengatakan, apa yang dikerjakan tim ini merupakan kerja bersama yang mendapat dukungan, muaranya untuk mendukung pelestarian alam di Papua Barat.

Wanma menjelaskan, pada Oktober 2023 dan Januari 2024, tim ahli Botani Internasional yang diketuai Kepala BRIDA Provinsi Papua Barat, Prof. Charlie D. Heatubun melakukan serangkaian eksplorasi di Papua Barat untuk membantu mendokumentasikan flora anggrek yang belum banyak diketahui di daerah tersebut.

Dirincikannya, tim ini terdiri dari Laura Jennings dari Royal Botanic Gardens, Kew, Inggris, Dr. Andre Schuiteman, Jimmy F. Wanma dari Fakultas Kehutanan Unipa, Reza Saputra dari Balai Besar KSDA Provinsi Papua Barat, Haerul Arifin dan Ezrom Batorinding dari BRIDA Provinsi Papua Barat.

Diungkapkannya, eksplorasi pada Oktober 2023 dilakukan di sejumlah lokasi di sekitar Danau Anggi, Distrik Testega, Kabupaten Pegunungan Arfak dan beberapa lokasi di antara Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, dan Kabupaten Teluk Bintuni.

Eksplorasi, kata dia, dilanjutkan pada Januari 2024, dimana tim mengunjungi beberapa lokasi di dekat Danau Anggi dan lokasi di Lembah Kebar, Kabupaten Tambrauw serta beberapa tempat di dekat Kaimana dan Urisa, Kabupaten Kaimana.

“Dari eksplorasi, tim menemukan sekitar130 spesies atau jenis anggrek yang berbeda dalam keadaan berbunga. Sebagian besar specimen diawetkan dalam bentuk spesimen basah memakai alcohol dan specimen kering yang dianginkan,” jelas Wanma dalam jumpa pers di salah satu kafe di Manokwari, Kamis (25/1).

Dikatakannya, sampai saat ini, sudah ada sekitar 600 jenis anggrek sudah diketahui dari semenanjung kepala burung Papua Barat dan PBD.

Wanma mengakui, sebagian besar dari daerah ini belum dieksplorasi dengan baik oleh para ahli botani dan diperkirakan jumlah jenis anggrek yang sebenarnya terdapat di semenanjung kepala burung bisa saja lebih dari 1.000 jenis.

“Memang sebagian besar sudah teridentifikasi dari bagian lain di wilayah Papua Nugini, tetapi beberapa diantaranya belum teridentifikasi,” jelas Wanma.

Dirinya menambahkan, dari hasil eksplorasi baru-baru ini, tim menemukan sekitar 12 jenis anggrek yang belum dikenal oleh ilmu pengetahuan yang berarti belum dideskripsikan dan belum memiliki nama, sehingga merupakan anggrek jenis baru sementara beberapa jenis lain masih dalam proses identifikasi oleh tim.

Wanma mengungkapkan, sesuai rencana, 12 anggrek jenis baru ini akan dideskripsikan dan diberi nama pada tahun ini melalui publikasi di jurnal-jurnal botani bereputasi internasional.

“Namun untuk saat ini, dengan alasan kerahasiaan ilmiah, gambar jenis baru tersebut belum dapat dipublikasikan saat ini,” katanya.

Diterangkan Wanma, eksplorasi ini sebenarnya bagian dari Proyek Tropical Important Plant Area’s (TIPAs) Pulau Papua dan penulisan buku anggrek di semenanjung kepala burung dan pulau-pulau sekitar yang ditargetkan dipublikasikan pada akhir 2024.

Dirinya mengklaim, pengerjaan buku anggrek, tidak hanya bertujuan menemukan spesies baru, tetapi juga mendokumentasikan distribusi geografis spesies, bahkan spesies yang sudah umum.

Lanjut Wanma, dengan cara ini, masyarakat akan mendapat gambaran yang lebih baik tentang spesies anggrek mana yang dapat ditemukan pada lokasi tertentu dan spesies mana yang sangat langka, sehingga dapat dianggap terancam punah.

Informasi ini pada gilirannya akan membantu peneliti untuk dapat mengidentifikasi TIPAs di wilayah tersebut dan perubahan iklim, karena anggrek adalah indikator yang sangat baik untuk ekosistem berkualitas tinggi. Di samping itu, tambah dia, dapat juga dikatakan bahwa habitat yang kaya akan spesies anggrek juga akan kaya dengan spesies tumbuhan lain dan keanekaragaman hayati, seperti serangga secara umum.

Dirinya mengklaim bahwa sebagian besar spesies anggrek baru yang ditemukan selama penelitian atau eksplorasi di lapangan ini, sebenarnya cukup langka, karena jika tidak, mereka pasti sudah dideskripsikan.

Wanma menyebut, habitat mereka ini tidak berada di kawasan lindung, oleh karena itu beresiko rusak atau punah. Menurutnya, kerusakan habitat merupakan salah satu penyebab punahnya keanekaragaman hayati, dimana hilangnya habitat, maka anggrek-anggrek tersebut juga akan hilang.

Namun, tegas dia, belum terlambat untuk mencegah hal ini terjadi dengan melindungi lokasi-lokasi di mana anggrek-anggrek baru tersebut ditemukan.

Dikatakannya, hasil eksplorasi ini menjadi penting bagi semua pihak untuk menginisiasi kebijakan dalam rangka perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem di Papua Barat dan Papua Barat Daya.

“Ekspedisi sudah dilakukan sejak lama dan faktanya sampai sekarang masih ditemukan spesies baru. Sembilan puluh persen anggrek yang ditemukan di Papua tidak ditemukan di daerah lain. Itu yang membuat sangat spesial. Untuk publikasi sedang dikerjakan dan targetnya 6 bulan dari sekarang dan yang jelasnya tahun ini,” tutup Wanma. [AND-R1]

Previous Post

Dituntut 10 Tahun, Imran Minta Bisa Jalani Hukuman di Sidrap

Next Post

Jubir KPK Belum Pastikan Sidang Mantan Penjabat Bupati Sorong di PN Manokwari

Next Post
Dituntut 10 Tahun, Imran Minta Bisa Jalani Hukuman di Sidrap

Jubir KPK Belum Pastikan Sidang Mantan Penjabat Bupati Sorong di PN Manokwari

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTORIAL ASTON

Browse by Category

  • ARTIKEL
  • BINTUNI
  • Blog
  • BUDAYA & PARIWISATA
  • DAERAH
  • DIKKES
  • EKBIS
  • HUKUM & KRIMINAL
  • INFO GRAFIK
  • KABAR PAPUA
  • KAIMANA
  • KESEHATAN
  • LINTAS NUSANTARA
  • LINTAS PAPUA
  • MANOKWARI
  • MANSEL
  • NASIONAL
  • News
  • PAPUA BARAT
  • PAPUA BARAT DAYA
  • PARLEMENTARIA
  • PEGAF
  • PENDIDIKAN
  • POLHUKRIM
  • Post
  • TELUK WONDAMA
  • Uncategorized
  • VIDEO

© 2022 TABURAPOS - Akurat dan Cerdas.

No Result
View All Result
  • Home
  • PAPUA BARAT
  • MANOKWARI
  • DAERAH
    • MANSEL
    • PEGAF
    • BINTUNI
    • TELUK WONDAMA
  • POLHUKRIM
    • HUKUM & KRIMINAL
    • PARLEMENTARIA
  • DIKKES
    • BUDAYA & PARIWISATA
    • KESEHATAN
    • PENDIDIKAN
  • EKBIS
  • KABAR PAPUA
  • LINTAS PAPUA

© 2022 TABURAPOS - Akurat dan Cerdas.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!